Lihat ke Halaman Asli

Risky Yandy

Mahasiswa

Alternatif Lain dalam Mengonsumsi Bulu Babi yang Jarang Diketahui

Diperbarui: 30 Juni 2022   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Wawancara bersama nelayan (Sumber : Dokumen Pribadi)

Tomia, 27 Juni 2022--Mendengar kata KKN tentunya sudah familiar untuk kalangan Mahasiswa, dan bahkan terdengar familiar di kalangan akademisi. Kuliah Kerja Nyata (KKN) sendiri merupakan kegiatan kegiatan yang diwajibkan di tataran Perguruan Tinggi sebagai Pertanggungjawaban atas aplikasi disiplin ilmu dari teoritis ke empiris serta perwujudan Penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

Pada pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata tahun ini mahasiswa mendapatkan lokasi dimasing-masing tempat tinggalnya, hal dikarenakan konndisi pandemic yang masih menjadi acuan universitas. Dan dalam upaya kampus dalam menjaga dan menekan peredaran virus menular yang kita tahu dengan sebutan COVID-19. Risky 

Yandy, merupakan salah satu Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabya yang melaksanakan KKN di Kabupaten Wakatobi, Kecamatan Tomia, Kelurahan Waitii. Pelaksanaan KKN dilaksanakan selama 30 hari, hari pertama pelaksanaan KKN ditetapkan pada tanggal 30 Mei 2022 sampai dengan tanggal 30 Juni 2022.

Bersamaan dengan adanya pandemi COVID-19 yang sedang melanda penduduk dunia, hal ini tidak menurunkan semangat Risky Yandy Mahasiswa Administrasi Publik Universitas 17 Agustus 1945 Surabya di bawah bimbingan Fransisca Benedicta Avura Citra Paramita, S.I.KOM., M.MED.KOM selaku dosen pembimbing lapangan. 

Melalui kegiatan kuliah kerja nyata ini Risky selaku pelaksana kegiatan berfokus pada hasil tangkapan laut yang kemudian diolah ke dalam bentuk package, dan berkolaborasi bersama mitra yang kemudian akan membuat produk dari hasil tangkapan laut tersebut. Tidak hanya itu, pada program ini Juga mengusung pengolahan bulu babi (biota laut) menjadi inovasi bulu babi kukus dalam bentuk package. Hal ini tentunya didasari oleh konsumsi masyarakat yang cukup tinggi akan biota yang satu ini.

img-20220630-221840-62bdb1f870628244da065e72.png

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Gambar 2. Hasil Pendampingan Pengolahan Bulu Babi

Pengusulan program ini dilatarbelakangi oleh penjualan bulu babi yang menurun. Hal ini dikarenakan cara masyarakat mengonsumsi bulu babi, masyarakat pulau Tomia sendiri mengonsumsi bulu babi mentah karena masyarakat agak bingung mengolah bulu babi. 

Dikarenakan jika bulu babi di biarkan 30 menit sampai 1 jam di darat isi atau telur bulu babi akan dengan sendirinya akan pecah atau mencair hingga isi/telur tersebut mengalir dari cangkang atau keraknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline