Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi : SMK NEGERI 1 JABON
Ds. Panggreh, Kec. Jabon, Kab. Sidoarjo
Jawa Timur - 61276
Lingkup Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelas XI
Tujuan yang ingin dicapai : Meningkatkan minat siswa pada pembelajaran produk kulit menggunakan teknik handstitch
Penulis : Risky Indah Musdianti, S.Pd, M.Pd
Tanggal : 21 Januari 2023
Situasi : Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Latar Belakang Masalah
- Rendahnya kemampuan peserta didik dalam menemukan ide atau gagasan dalam pembuatan produk. Hal itu disebabkan karena belum adanya pemantik motivasi peserta didik seperti mencari referensi melalui berbagai sumber, baik melalui media sosial maupun melihat secara langsung (galeri, mall, outlet, dll). Kurangnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar tentang produk apa yang saat ini sedang up to date, dan lebih memilih meniru hasil produk yang sudah ada (pelagiasi), tanpa dimodifikasi.
- Kesulitan peserta didik dalam menentukan jenis produk apa yang akan dibuat. Peserta didik dizaman sekarang selalu menginginkan yang serba instan, tanpa ingin berpikir lebih. Memang tidak semua peserta didik seperti itu, tapi hal itu terjadi disebagian besar peserta didik yang ada di SMKN 1 Jabon. Kreatifitas peserta didik masih kurang saat memodifikasi produk yang sudah ada, faktor ini dipengaruhi oleh kurangnya eksplorasi contoh produk yang diberikan oleh Bapak Ibu guru. Sehingga peserta didik menciptakan produk yang monoton dan kurang variatif. Sedangkan produk yang ada dipasaran sudah banyak mengalami pembaharuan dan terus up to date.
- Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam pengumpulan project atau tugas. Faktor ini dipengaruhi oleh belum adanya reward pada peserta didik yang mengumpulkan tepat waktu, dan banyak dari peserta didik yang telat mengumpulkan tugas tapi masih tetap diterima oleh guru. Nilai pun disama ratakan antara peserta didik yang aktif dan peserta didik yang kurang aktif. Sehingga, membuat peserta didik yang lain merasa iri dan meniru perilaku tersebut.
- Kurangnya bahan praktek yang digunakan. Biasanya karena belum adanya pengawasan dari guru ketika peserta didik sedang memotong bahan praktek. Belum adanya pemanfaatan bahan praktek secara optimal, bahan sisa atau limbah yang masih bisa digunakan belum dimanfaatkan menjadi sebuah produk dan dibuang begitu saja. Padahal bahan-bahan sisa pemotongan masih bisa dimanfaatkan menjadi sebuah produk misalkan (gantungan kunci, variasi dompet wanita, pouch, dll). Produk tersebut menjadi produk yang bernilai jual tinggi jika dikerjakan dengan rapi.
- Peserta didik belum mengetahui apa itu teknik handstitch. Hal ini disebabkan karena peserta didik masih mengacu pada teknik jahit yang lain, yang lebih efisien, cepat dan akurat dari pada menggunakan teknik handstitch. Teknik handstitch membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada teknik jahit yang lain. Dan teknik handstitch membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi untuk meminimalisir terjadinya kesalahan
Mengapa praktek ini penting untuk dibagikan
- Praktek ini penting untuk dibagikan karena dengan penerapan metode pembelajaran inovatif Project Based Learning dalam pengembangan produk kulit menggunakan teknik handstitch untuk pembelajaran praktek. Metode ini akan sangat bermanfaat untuk mendorong keterampilan peserta didik dalam penelitian, kolaborasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah. Dengan ini maka peserta didik akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Peserta didik dapat mengeksplore desain-desain yang inovatif kemudian diterapkan dalam pembuatan produk kulit yang variatif. Sehingga memiliki nilai jual dan nilai estetika yang sesuai dengan target market.
- Peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui proyek-proyek yang berkaitan dengan masalah kehidupan nyata. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik dapat dikembangkan melalui kegiatan workshop atau pelatihan yang diselenggarakan oleh Sekolah dengan mendatangkan Guru Tamu (DuDi). Dari sini peserta didik akan menambah wawasannya tentang pengembangan produk kulit. Hal ini akan berdampak pada keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Hal ini didukung dengan kajian literatur menurut jurnal berjudul "Peranan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa" oleh Yolanda Febrita, Maria Ulfah dalam Diskusi Panel Nasional Pendidikan Matematika 5 (1), 2019, Media merupakan salah satu komponen pembelajaran, pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran. Melalui berbagai metode dan media pembelajaran, pembelajar akan dapat banyak berinteraksi secara aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki siswa, tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk mencapai tujuan pendidikan
Peran dan Tanggung jawab
- Peran dan tanggungjawab saya pada best practice ini adalah sebagai seorang pendidik, harus bisa meningkatkan keberhasilan belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran, dengan kompetensi yang dipelajarinya yang berbasis TPACK
Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat
Tantangan yang dihadapi
- Kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik di kelasnya dan juga materi yang akan diajarkan
- Guru masih sering menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dari pada metode pembelajaran project based learning pada mata pelajaran praktek
- Kemampuan guru dalam menjelaskan materi pelajaran kepada peserta didik yang runtut dan sesuai prosedur kerja
- Kurangnya pengetahuan peserta didik bahwa produk handstitch banyak peminatnya dan memiliki nilai jual yang tinggi
- Kesulitan peserta didik dalam mengerjakan tugas, terutama tugas proyek pembuatan produk yang runtut dan sesuai alur dan gambar kerja
Pihak yang terlibat
- Kepala SMKN 1 Jabon (Imam Soetopo, S.Pd, MM)
- Waka Kurikulum SMKN 1 Jabon (H. Munadi, S.Pd)
- Dosen Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (Herman Sugianto, S.Pd, M.Sn)
- Guru Pamong (Pak Rubiyanto)
- Teman Sejawat Ka. Komli Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi (Solikhuddin, S.Pd)
- Peserta didik
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan
- Menerapkan metode pembelajaran PJBL yang sesuai dengan materi pengembangan Produk kulit menggunakan teknik Handstitch. Berdasarkan kajian literatur mengenai definisi Project Based Learning menurut The George Lucas Educational Foundation (2005) adalah :
Cara pembelajaran yang bermuara pada proses pelatihan berdasarkan masalahmasalah nyata yang dilakukan sendiri melalui kegiatan tertentu (proyek). Dengan menerapkan metode pembelajaran Project Based Learning, maka dapat :- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan jenis proyek.
- Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah.
- Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan serta komunikatif.
- Memberikan pengetahuan mengenai materi pembuatan produk kulit dengan teknik handstitch. Berdasarkan kajian literatur, menurut Arya Widya Nugraha. Buku Belajar Membuat Kerajinan Tangan Dari Kulit. Jakarta, Tahun 2018. PT Gramedia Pustaka Utama.
Menjahit bahan kulit didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau proses menjahit untuk menggabungkan bagian kulit yang terpisah menjadi satu keutuhan. Hal ini akan berdampak menjadi- Peserta didik akan lebih tertarik membuat produk karena guru sudah memberikan stimulus melalui produk menarik yang dibawakan.
- Peserta didik akan lebih kreatif mengembang ide dalam pembuatan produk kulit.
- Peserta didik mampu membandingkan hasil produknya dengan produk yang dicontohkan oleh guru, agar produk yang dibuat memiiki nilai jual.
- Berdasarkan hasil wawancara oleh teman sejawat didapatkan solusi dari kurangnya minat peserta didik pada pembelajaran produk kulit menggunakan teknik Handstitch yakni :
- Penerapan metode pembelajaran Project Based Learning. Dengan metode PJBL ini peserta didik akan lebih fokus dalam pembuatan produk, memecahkan masalah serta memahami alur proses pembuatan produk dari pembuatan desain hingga produk jadi.
- Penggunaan contoh produk yang variatif dan menarik peserta didik. Dengan hal ini akan memantik kreatifitas peserta didik dalam mengembangkan desain produk kulit yang akan diciptakan. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan memodifikasi produk kulit yang sudah ada.
- Memotivasi peserta didik bahwa produk handstitch memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Berdasarkan tingkat kesulitan, waktu pengerjaan, dan tingkat kreatifitas yang tinggi, maka produk kulit dengan teknik handstitch memiliki nilai estetika tersendiri dibandingkan dengan produk kulit yang dirangkai menggunakan mesin jahit.
- Menjelaskan lebih detail perbandingan kekurangan dan kelebihan dari masing-masing teknik jahit.
Strategi yang digunakan
- Menyusun perangkat pembelajaran berupa modul ajar kurikulum merdeka.
Kurikulum yang digunakan di SMKN 1 Jabon adalah kurikulum merdeka. Dimana kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik harus lebih aktif dari guru. Dan guru harus mampu memantik motivasi peserta didik agar lebih aktif, kreatif dan bernalar kritis. - Menyusun bahan ajar yang inovatif
Bahan ajar yang disusun oleh guru akan membantu peserta didik dalam melaksankan kegiatan pembelajaran di kelas terkait topik dan materi tertentu. Materi yang didasarkan pada capaian dan tujuan pembelajaran harus dilalui oleh peserta didik. Bahan ajar pembuatan produk kulit dengan teknik handstitch berisi tentang alat dan bahan yang harus dipersiapkan, langkah-langkah pembuatan produk kulit mulai dari penentuan desain, pembuatan pola, pemotongan bahan, hingga produk jadi dan finishing. Semua langkah-langkah proses pembuatan produk kulit tidak hanya deskripsi berupa tulisan tetapi juga didukung dengan gambar-gambar, sehingga peserta didik akan tertarik membaca dan memahami bahan ajar yang diberikan oleh guru. - Membuat media pembelajaran yang menarik peserta didik menggunakan aplikasi Canva.
Menggunakan aplikasi Canva memudahkan Bapak Ibu guru dalam membuat media pembelajaran yang menarik, karena pada aplikasi tersebut sudah disiapkan berbagai hal yang mendukung mulai dari pembuatan cover buku, PPT, dll. Desain-desain yang disediakan sangat beragam, sehingga dapat menyesuaikan dengan materi yang akan diinput oleh guru. - Membuat LKPD yang jelas dan runtut.
Penyusunan LKPD yang jelas dan runtut akan memudahkan peserta didik dalam mengerjakan tugas, terutama tugas proyek, seperti pembuatan produk kulit dengan teknik handstitch. Peserta didik akan mudah dalam memahami alur atau langkah-langkah pengerjaan produk, sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam penggunaan bahan. - Menyusun kisi-kisi soal Sumatif.
Kisi-kisi sangat diperlukan oleh peserta didik sebagai pedoman belajar dalam mengerjakan soal terutama soal-soal formatif dan sumatif. Tanpa kisi-kisi peserta didik akan kesulitan, topik atau materi apa yang harus dipelajari. - Membuat instrumen penilaian.
Instrumen penilaian yang sesuai dengan kegiatan teori atau praktek. Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik, untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar peserta didik serta memberi umpan balik untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar.
Proses Pembelajaran
- Model pembelajaran yang digunakan adalah Project Based Learning (PjBL) atau Pembelajaran berbasis proyek. Proyek akan dikerjakan yakni pembuatan produk kulit dengan menggunakan teknik handstitch
- Sebelum memulai pembelajaran guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran pembuatan produk kulit dengan menggunakan teknik handstitch
- Guru juga menyiapkan Laptop, LCD atau Proyektor, roll kabel untuk memudahkan menyampaikan materi kepada peserta didik
- Guru dibantu oleh kameramen (peserta didik prodi DKV) untuk take video pembelajaran praktek
- Guru juga dibantu oleh peserta didik prodi Kriya Kulit yang akan mempraktekkan pembuatan produk kulit dengan menggunakan teknik handstitch
- Guru melakukan apersepsi yaitu memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik sebelum memulai pelajaran. Untuk memantik pengetahuan peserta didik terkait materi yang akan dibahas
- Guru menyapa dengan salam dan menanyakan kondisi peserta didik, memeriksa kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
- Guru dan peserta didik memulai pembelajaran dengan berdo'a sebelum pembelajaran dimulai
- Guru memeriksa kehadiran peserta didik
- Guru memberikan motivasi pada peserta didik tentang materi pelajaran hari ini
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan praktek pembuatan produk kulit dengan menggunakan teknik handstitch
- Guru menyampaikan materi berupa slide power point yang ditayangkan di depan kelas. Semua peserta didik antusias dalam memahami apa saja yang disampaikan oleh guru
- Guru memberikan tugas praktek kepada peserta didik, prosedur kerja dan langkah-langkah tugas sudah ada di dalam LKPD. Peserta didik harus memahami apa yang akan dikerjakan setelah membaca LKPD yang berikan oleh guru
- Peserta didik mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan atau langkah-langkah dalam pembuatan produk kulit
- Peserta didik mencari teman untuk membentuk kelompok, mengerjakan tugas praktek yang berikan oleh guru
- Peserta didik memecahkan masalah tentang langkah-langkah atau alur kerja pembuatan produk kulit yang disampaikan oleh guru
- Peserta didik memilih dan mengetahui prosedur pembuatan produk kulit teknik handstitch yang akan dihasilkan
- Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan produk kulit teknik handstitch meliputi pembagian tugas, persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan
- Peserta didik membuat kesepakatan dengan guru tentang jadwal pembuatan produk kulit teknik handstitch (tahapan-tahapan dan pengumpulan)
- Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian produk kulit teknik handstitch dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama
- Peserta didik melakukan praktek pembuatan produk kulit teknik handstitch sesuai jadwal dan dipantau serta dibimbing oleh guru, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian produk dengan guru
- Peserta didik diarahkan oleh guru untuk memotong bahan kulit yang telah disediakan
- Peserta didik memolakan (marking up) pola kerja yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnya diatas bahan kulit, menggunakan silver pen
- Peserta didik memotong bahan kulit sesuai dengan pola kerja yang telah ditorehkan, menggunakan cutter agar hasil pemotongan lebih rapi
- Peserta didik menyeset bahan kulit pada bagian flesh side untuk mengurangi ketebalan bahan, sehingga mempermudah proses selanjutnya, sesuai intruksi guru
- Peserta didik mulai menjahit komponen produk kulit menggunakan teknik handstitch
- Setelah proses jahit selesai, peserta didik menghias bagain tepi kulit agar terlihat rapi menggunakan cat kulit waterbase. Kegiatan ini diulang 2-3 x agar hasil lebih halus dan rapi
- Peserta didik melaksanakan kegiatan finishing (penyelesaian akhir), yaitu merapikan sisa-sisa benang jahit dan sisa-sisa lem saat perakitan
- Peserta didik membahas kelayakan produk yang telah dibuat dan membuat laporan produk/karya untuk dipaparkan kepada kelompok lain
- Peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil produk
- Guru menyimpulkan kegiatan hari ini
- Guru menyampaikan beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh peserta didik terkait materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya
- Pembelajaran selesai ditutup dengan do'a
Pihak yang terlibat
- Waka Kurikulum (H. Munadi, S.Pd)
- Ka. Komli Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi (Solikhuddin, S.Pd)
- Rekan Sejawat (Ferina Dwi Andriani, S.Pd)
- Peserta didik Prodi DKV (Kameramen)
- Peserta didik Prodi Kriya Kreatif Kulit dan Imitasi
Sumber / Materi
- Buku ajar dan modul produk kulit non alas kaki dan non busana kulit dan imitasi
- Video profil DuDi produk kulit handstitch
- Internet (Pinterest dan You Tube)
- Laptop dan LCD atau Proyektor
Refleksi Hasil dan dampak : Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Hasil atau dampak aksi
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik. dibuktikan dari laporan tentang kegiatan praktek yang disusun oleh peserta didik selama kegiatan praktek berlangsung. Peserta didik lebih bersemangat saat pembelajaran praktek dibandingkan dengan pembelajaran teori, sehingga tingkat keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang
- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Peserta didik akan lebih aktif dalam memecahkan masalah-masalah yang bersifat kompleks
- Meningkatkan kemampuan eksplorasi peserta didik. Keterampilan peserta didik dalam mencari dan mengeksplore produk kulit akan meningkat. Sehingga produk kulit yang dihasilkan lebih variatif
- Peningkatan Resource -- Management Skill. Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dan praktik dalam mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu dan mencari sumber untuk menyelesaikan tugas
- Menghasilkan kemampuan belajar peserta didik baik secara mandiri maupun kolaboratif
Bagaimana hasilnya
Dengan menerapkan metode pembelajaran PjBL hasilnya sangat efektif. Karena peserta didik bisa lebih aktif, mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik, kemampuan berpikir kritis, kemampuan menyelesaikan permasalahan secara kreatif dan inovatif serta dapat menggunakan pengetahuannya dalam lingkungan yang nyata. Kreatifitas dari suatu proyek / praktek membantu perkembangan pertumbuhan masing-masing peserta didik