Dalam perjalanan kehidupan, kita pasti pernah mengalami banyak peristiwa yang tak menyenangkan. Ini bisa termasuk meninggalnya orang terdekat, kehilangan pekerjaan, perceraian orang tua, masalah keluarga, putus cinta, atau sakit , hal tersebut membuat pengalaman yang kurang menyenangkan dalam hidup ini. Masalah selalu datang silih-berganti. Meski sesuatu telah berlalu cukup lama, kadang perasaan sedih, penyesalan, dan kecemasan masih terbawa cukup lama dan masih terpendam dalam perasaan dan lubuk hati.
Pada kondisi tersebut, banyak dari kita yang kemudian menyalahkan diri sendiri atas semua hal buruk yang sedang terjadi, yang pada akhirnya, semakin memperburuk kondisi sendiri. Untuk itu, agar bisa keluar dari kondisi tersebut, perlunya kita mulai untuk berdamai dengan diri sendiri. Sayangnya, tidak semua orang tahu cara berdamai dengan diri sendiri dan menjadikan larut dalam kesedihan dan rasa sakit yang di alami.
Luka-luka pada perasaan dan rasa sakit hati seseorang akibat trauma yang di alami memiliki definisi makna yang berbeda dengan rasa sakit sebenarnya yang dialami.
Pasalnya sakit hati lebih menunjukkan pada kondisi psikologis atau perasaan pada diri seseorang. Sebaliknya rasa sakit yang dialami oleh seseorang akibat aktivitas tertentu, lebih mengarah pada kondisi fisik.
Uniknya rasa yang dialami oleh sakit hati justru sama halnya seperti rasa sakit yang dialami tubuh karena aktivitas tertentu. Bahkan seringkali kita mengalami peristiwa tersebut hingga kita tidak tau untuk sembuh dan bangkit dari luka hati yang sebenarnya kita bisa akhiri. Dan ada juga yang menganggap jika luka fisik lebih gampang sembuh daripada luka hati akibat peristiwa sedih dan menyakitkan yang sudah di alami.
Hal itu terungkap melalui studi yang dikeluarkan Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) yang menyebutkan perasaan sakit yang dialami oleh orang yang sakit hati sama dengan perasaan sakit yang diakibatkan oleh aktivitas tertentu.
Seperti contohnya kita merasakan luka hati terhadap mantan kekasih atau pasangan, ketika di hadapkan pada foto wajah mantan kita tersebut, maka perasaaan kita terasa sakit dan setelah itu, coba kita pandang foto lain yakni momen-momen dimana kita merasa sangat bahagia sepenuhnya.
Dan selanjutnya, peneliti PNAS melakukan dengan memindai otak dengan cara yang berbeda, yakni merasakan aktivitas fisik yang langsung dirasakan tubuh. Caranya dengan memberikan sensasi panas, hangat dan dingin di telapak tangan pada diri kita.