Lihat ke Halaman Asli

Tapi karna apa adanya!

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di hari pertama­­_ hai dokter santi ?, jadi ya pindahnya hmmm jadi sepi rumah sakit gak ada dokter, tenang aja hes ada pnggantinya kok, sembari menjabat tangan ku sebagai salam perpisahan, namanya dokter Dony dia teman seangkatan saya waktu kuliah, ku tersenyum padanya “nama q mahes dok, smoga betah ya !!”, iya salam kenal juga nama saya dony setiawan, panggil saja dony sahutnya.

Hari kedua _biasa saja, wajahnya gak tampan, keren juga enggak tapi cukup aneh, kalau gak ada pasien kerjaannya cuma duduk diam aj di depan tv tepatnya di depan admin.

Hari ketiga_mulai ada pendekatan ke apotik, jadinya gak bengong lagi didepan tv sendiri, tak sengaja ku melihat ke arahnya, ku tersenyum tapi dia nya malah diam, diam bukannya berpaling, tersenyum atau pun cemberut tapi malah diam gak ada respon atau tanda2 kehidupan lainnya, haddewww

Hari keempat_ku coba menegurnya, siang dokter, tapi dia malah membalas “siang juga mbak”, waduh ku dipanggilnya (mbax), mbax dari hongkong, dari postur badan n mimik aja udah nampak jelas tua dia jauh dari aku, tapi gak kenapa2 sih karna biasanya biar kelihatan lebih sopan aja.

Hari kelima_saat ku datang jam 14:00 dinas pagi ya dok, iya mbak, pukul 16:00 dinas sore ya dok, iya mbax, pukul 22:15 saat ku siap2 untuk pulang ku lihat dia masih duduk santai didepan tv sendiri dengan wajah lesu, ku tanya lagi, lanjut dinas malam ya dok, ho’oh mbax L, yawdah lanjut ya dok, sungguh tragis ne nasib dokter, 24 jam nonstop krjanya.(08:00-15:00-22:00-08:00)

Hari keenam_lama ku perhatikan dengan tingkahnya yang kadang cuek, humor dan statis malah ku sedikit peduli padanya, dan sedikit tertarik padanya ntah kenapa ?, walau ku tau sudah tentu tak mungkin, dan walau pun ku terkadang ingkar dengan perasaan ku di saat teman2 ku bicara tentangnya. Pernah juga saat itu dalam 2 pekan ku tak melihatnya, lama sekali waktu berselang hari-hari pun terus berlalu dia pun sering dinas sore bersama ku, ku pandang dia dari kejauhan antara apotik dan admin, dia yang sedang sibuk kotak-katikBBnya tak mnyadari pandangan ku padanya walau sesekali ku mengalihkan pandangan ku karna takut dia menyadarinya

Hari ketujuh_dia terlihat begitu cuek dan acuh, tapi mata ini tak penah berhenti mencuri-curi untuk memandangnya, melihatnya punggungnya sudah membuat ku cukup lah untuk merasa senang walau terkadang ku pikir ini gila tapi inilah kenyataannya, hampir dilema karna sebotol air mineral tapi yang ini jangan lah ku publikasikan karna ini sedikit memalukan hehehe !!

Hari delapan_dia hanya mau berbicara dengan orang-orang tertentu saja walau kemungkinan besar itu hanya perasaan ku saja, tiap dia berbicara pada ku pasti beratsekali untuk ku menjawabnya apalagi menatapnya secara langsung, aku lebih memilih tuk melihat kearah lain atau pun pura-pura focus dengan kegiatan ku ,dan aku memilih lebih baik diam dari pada ku salah tingkah hadeww, ingin ku katakana tapi sungguh ku tak mau dan tak ingin dia tau, ntar yang ada dianya ilfil J

Hari kesembilan_ aku hanya bercerita pada 1 orang saja tentang nya dan tentang persaan ku ini, ingin juga aku bercerita pada 1 orang lagi tapi aku tahu pasti dia tak akan mendukung karna menurutnya dia dokter yang aneh, (padahal kita kan juga aneh) hahaha…

Hari selanjutnya_bukan ingin memilikinya tapi hanya sekedar merasa suka dan ntahlah padanya, bukan karna dia seorangdokter tapi yanglebih membuat ku suka padanya adalah ketaatan pada agamanya, ku berpikir suatu saat nanti dianya pasti pindah dinas kerumah sakit lain, gimana ya ??,kalau itu terjadi sih aku mungkin sedih hmm nggak lah, merasa kehilangan juga nggak lalu merasa biasa2 aja juga nggak, sungguh kemungkinan tak menentu.

Hari terakhir_kring…kring…kring hp ku berbunyi nada sms masuk, “ass,,,mbak boleh gak saya minta gajinya lebih awal karna saya mau keluar kota”, aku balas “ini siapa ?”, dibalasnya lagi “dony setiawan” !!, deg deg deg hati ku bergetar langkah ku berhenti begitu saja padahal saat itu ku lagi berada ditengah2 keramaian kota (walau sebenarnya sih biasa aja kali gak perlu degdegan hahaha alay), tentu saja boleh dok, ntar sore saya hitungkan ya jawab ku untuk mengakhiri bunyi sms kami. Sorenya aku menghampirinya di ruangan UGD sambil membawa amplop n kertas tanda bukti penerimaan honorr, ku ketuk pintu ruanganny, permisi dok jawab ku, silahkan masuk mbak sahutnya, ku lihat dia sedang kurang begitu sehat, belum sempat ku duduk dianya berkata maafin kalau saya ada salah ya mbak, sejenak ku terdiam mendengar suaranya karna ku tak tau mesti menjawab apa, ku hanya mebalas menatap nya sebantar dan mengangguk saja, oh tuhan bodohnya aku seharusnya ku balas perkataannya, ku serahkan amplopnya dan segera ku meninggalkan ruangannya, saat kaki ku melangkah keluar hati ku merasa sedih dan tak menentu ternyata apa yang aku hayalkan tentang kepergiaannya terjadi juga, ku duduk diam di admin, teman ku yang disebelah mengajak ku berbicara tapi tak ku gubris, tiba2 saja dokter dony berada didepan ku, dia menjabat temanku dan bilang sampai jumpa ya mbak n maaf lahir batin, selanjutnya dia menjabat tangan ku dan berkata yang sama pula tapi aku sungguh lagi2 tak bisa berkata apa2, ku hanya tersenyum kosong dan rasanya tak ingin kulepas genggaman tangan nya haddew, dia pergi dan tuk terakhir kalinya ku menatap matanya ya tuhan mata itu yang akan aku rindukan, tapi pergilah dan kejarlah apa yang kamu impikan, aku tetap disini menjadi pemuja rahasiamu dan selamanya tak ingin kamu tau. walau sesungguhnya sebelum dia pergi ku ingin dia tau bahwasanya ku senang bisa mengenalnya secara singkat, bukan karna ada apanya tapi karna apa adanya inilah perasaan ku pada dia seorang dokter muda yang aneh. Jangan kan memilikimu mengenalmu saja itu sudah cukup membuat ku bahagia…. !!!

Riskyaturrohmah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline