Lihat ke Halaman Asli

riskiyah yuniar

KKN Back To Village III

Pengembangan Usaha Keripik Tempe Melalui Sosial Media dan Lainnya Serta Pembuatan Label untuk Produk yang Dipasarkan

Diperbarui: 8 September 2021   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adanya pandemi COVID -- 19 ini membuat banyak perubahan tidak terkecuali dengan sistem KKN yang dilakukan mahasiswa Universitas Jember. KKN kali ini mengusung tema KKN Back to Village https:\\unej.ac.id  dimana KKN ini dilaksanakan secara individu, dan setiap mahasiswa diperbolehkan untuk memilih tema sesuai dengan keadaan di tempat tinggal masing -- masing.

Saya Rizqiyah Yuniar Tri Yanti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village Universitas Jember (https:\\unej.ac.id)  melaksanakan program KKN di Desa Baletbaru, Kecamatan Sukowowno, Kabupaten Jember, Jawa Timur yang didampingi oleh Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Bapak Kusbudiono S.Si., M.Si.

Tema yang saya ambil adalah "Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19". Dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sangat berdampak kurang baik  bagi seluruh masyarakat khususnya masyarakat yang memiliki usaha UMKM. Usaha UMKM yang saya ambil salah satunya adalah usaha  Kripik Tempe yang berada di daerah Desa Baletbaru.  Dengan adanya masalah yang terjadi saat ini yaitu membuat salah satu pengusaha yang ada di desa Baletbaru ini membutuhkan bantuan dalam mengembangkan usahanya.

Dengan adanya masalah tersebut maka saya, Rizqiyah Yuniar Tri Yanti ingin membantu salah satu pelaku usaha produksi kripik tempe dengan program yang sudah saya buat yaitu tentang pengembangan dan pelatihan dalam memasarkan produk.

Sebelum KKN ini dijalankan saya melakukan survey terlebih dahulu pada rumah sasaran yang akan saya tempati. Dalam survey tersebut saya melakukan diskusi terkait program kerja yang akan saya laksanakan. Selanjutnya saya memberikan pengenalan mengenai media sosial yang akan memasarkan produk yang sudah dibuat. Maksud dari pengenalan media sosial ini agar memudahkan bagi pelaku usaha dalam menjalanjan system pemasaran agar lebih luas. Selain hal tersebut, sasaran atau pelaku usaha juga akan diberi sedikit pengarahan akan pentingnya pembuatan lebel produk.

Setelah memberikan inovasi terhadap produk yang sudah ada, dan memperkenalkan kepada masyrakat akan memberikan dampak yang baik bagi pemasaran produk. Selain kepada masyarakat, saya juga melakukan sosialisasi dan pengenalan kepada perangkat desa. Untuk itu saya sosialisasi dengan perangkat desa, agar bisa untuk membantu dalam memperkenalkan produk ke seluruh masyarak yang ada di desa Baletbaru ini. Selain itu juga saya bersama sasran berniat melakukan promosi di media sosial. Agar bukan hanya masyrakat Desa Baletbaru yang mengetahui produk kripik tempe ini, bahkan keluar kota.

Dengan diadakannya program tersebut, maka diharapkan pelaku usaha dapat dengan mudah memasarkan produk ktipik tempe dengan mudah dan mampu berkembang secara luas di pasaran, sehingga produk yang di pasarkan bisa meningkat dan banyak diminati oleh konsumen atau masyarakat luas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline