Lihat ke Halaman Asli

Riski Ramadan RR

I love imagination

Memory Card (Cerita Pendek)

Diperbarui: 10 Mei 2024   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instagram/Kikiajisento

Naya membungkuk setelah merogoh pakaian yang telah ia cuci di mesin itu. Matanya menyipit seolah ada butir emas jatuh ke lantai bersamaan  ia menaruh pakaian itu di keranjang.

Sebuah memory card menjadi pusat perhatianya kini dan sebuah pemantik di kolong mesin.

Dengan perasaan takut, Naya mengambil benda itu dengan hati-hati, menaruhnya ke saku celananya. Dan berusaha untuk tidak berpikiran yang aneh-aneh.

//////

Tiga hari sebelumnya.

Suara-suara berisik desahan manusia itu seolah mengusik Naya saat malam sepulang dari bekerja. Dilewatinya lorong jauh kontrakan berpuluh pintu, gelap lembab sehabis hujan. Sari, tetangga sebelahnya menyambut Naya dengan kepulan asap rokoknya.

"Baru pulang, Nay? Lecek banget kayak abis dipake. Rokok ni."

Naya kemudian duduk disebelah Sari lalu mengembuskan napas. Berat sekali rasanya.

"Gue capek, Sar. Hidup kayak gini-gini terus. Mau sampai kapan pun gue gak bisa lunasin utang orangtua gue."

"Lo nggak mau jual badan aja?"

Naya langsung bangkit, dan menggeleng kemudian masuk ke dalam kontrakannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline