Investasi sekarang ini menjadi semakin mudah dan murah. Tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk dapat melakukan investasi, dengan modal Rp 100.000 atau bahkan kurang kita sudah bisa melakukan investasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi, instrumen investasi juga bisa dilakukan secara online. Nah, pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan tetang keuntungan dan resiko dari peer to peer lending.
Peer to peer lending adalah sebuah skema pertemuan antara pemberi pinjaman dan peminjam. Jadi peer to peer lending ini memotong alur administrasi jadi biayanya bisa lebih rendah.
Sekarang perusahaan peer to peer lending (P2P Lending) sudah ada banyak sekali. Perputaran modalnya juga sudah tergolong besar dan buat teman-teman yang ingin menaruh uangnya pada P2P Lending bisa disimak.
Keuntungan
Imbal Balik Besar
Imbal balik atau bisa kita sebut dengan buat di platform P2P Lending memang terlihat menggiurkan. Rata-rata P2P Lending memberi jaminan imbal balik paling kecil diangka 11%. Kemudian untuk imbal balik yang tertinggi bisa diangka 20%-an, kembali pada resiko pinjaman yang diberikan.
Tentu saja keuntungan yang diberikan jauh lebih besar dibandingkan dengan deposito bank yang hanya 5-7 % saja. Jangka waktu pinjaman juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Ada yang hanya satu bulan untuk jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang ada yang hingga 2 tahun.
Modal Kecil
Seperti yang sudah saya tuliskan di awal tulisan, investasi P2P Lending ini bisa dimulai hanya dengan modal Rp 100.000. Bahkan beberapa platform P2P Lending akan memberikan bonus untuk pengguna baru.
Dengan modal yang kecil ini, semua orang bisa melakukan investasi ini. Namun tentu saja, dengan modal yang kecil, imbal hasil yang didapatkan tidak terlalu terasa.