Lihat ke Halaman Asli

Rizki Maulidiantiputri

Administrasi Pendidikan

Krisis Pembelajaran di Indonesia Dampak Covid-19

Diperbarui: 23 Februari 2022   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan hal penting dalam suatu negara untuk berkembang menjadi negara maju.  Menurut Megawanti, P. 2015 mengatakan bahwa pendidikan juga menjadi sarana dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat serta sarana dalam mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa demi membangun generasi yang membanggakan di masa depan sehingga mampu mengharumkan nama negara.

Proses pembelajaran di perguruan tinggi maupun di sekolah merupakan alat kebijakan publik terbaik sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan skill. Diperguruan tinggi  maupun di sekolag secara keseluruhan adalah media interaksi antar siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan integensi, skill dan rasa kasih sayang diantara mereka. Tetapi sekarang kegiatan sekolah berhenti secara tiba-tiba karena adanya gangguan Covid-19.

Pandemi COVID-19 merupakan bencana yang menyedihkan bagi seluruh penduduk bumi. Karna seluruh aktifitas dan kegiatan kehidupan manusia di bumi terganggu. Banyak negara memutuskan menutup sekolah, perguruan tinggi maupun universitas, termasuk Indonesia. Krisis pendidikan benar-benar datang tiba-tiba, pemerintah di seluruh negara manapun termasuk Indonesia kini mereka harus mengambil keputusan yang pahit menutup sekolah untuk mengurangi kontak dengan orang-orang disekitarnya.

Dengan adanya covid 19 diindonesia maka, penutupan sementara lembaga pendidikan sebagai upaya menahan penyebaran pendemi covid-19 di seluruh dunia berdampak pada jutaan pelajar. Penyebaran virus ini juga membawa pengaruh yang sangat signifikan terhadap sistem pendidikan diberbagai negara termasuk Indonesia. Dengan diberlakukannya PPKM, Interaksi mahasiswa maupun dosen harus melaksanakan perkuliahan secara daring. 
Setelah semua kegiatan kehidupan kita dipukul mundur oleh pandemi Covid-19, seluruh universitas pendidikan kita seluruhnya mengubah pola-pola lama. Pemerintah telah mengambil keputusan yang konsekuensinya lebih besar dengan mengubah model belajar pertemuan tatap muka selama ini. Suasana belajar saat ini beralih dari kelas yang nyata menuju pembelajaran secara daring ketika diterapkannya kebijakan belajar dari rumah. Dimulai dari para siswa dan pelajar tingkatan Sekolah Dasar, Menengah hingga Pendidikan Tinggi, melanjutkan proses belajar mengajar mengikuti alternatif ruang virtual tersebut agar tidak tertinggal jauh semasa pembelajaran dirumah saja.

Namun disaat masa pandemi ini, ada beberapa sebagian tempat nyatanya lembaga-lembaga pendidikan kita  bingung dalam mengalami  situasi ini. Meski telah dibantu dengan kehadiran alternatif belajar, kondisi-kondisi di lapangan nyatanya belum kompleks. Dengan belajar online pun kini ternyata tidak selamanya bisa menjadi alternatif pilihan saat ini. 

Karna sebelumnya, belum pernah ada terjadi krisis yang bisa  membuat sistem pengajaran pendidikan secara kuat. Keliatannya memang baru pertama kali kita mendapati situasi semacam ini di mana mewabahnya pandemi Covid-19 melahirkan situasi mengancamkan bagi seluruh penduduk bumi. Kita dihadapkan pada situasi krisis yang menyentuh setiap seluruh aspek kehidupan. Dimulai dari aspek kesehatan, mata pencaharian, hubungan sosial dan ekonomi hingga politik, semua terdampak. Terutama sekali pendidikan kita. Jika disangkupautkan banyak sekali sekolah-sekolah (terutama sekolah dasar dan menengah pertama) yang tidak mampu melanjutkan belajar pembelajaran karena tidak adanya akses belajar untuk menerapkan pembelajaran dirumah. Apalagi di daerah-daerah pelosok atau pedalaman, misalnya, tidak ada pilihan lain kecuali meliburkan sekolah secara total atautidak adanyua interaksi guru dan siswa selama libur dan guru hanya memberikan tugas kepada siswa seadanya. Selebihnya guru yang mendatangi para siswa. Ini karena penerapan pembelajaran online sangat tidak mendukung dilaksanakan.

kurangnya insfrastruktur dan komunikasi dengan menghadapi pembelajaran secara daring masih banyak di daerah terpencil yang masih kesulitan karna didaerahnya yang tidak ada jaringan internet.

Seperti kisah pak asep yang pernah viral, ia adalah seorang guru yang mengajar di SD N Cikawung Kecamatan Cibitung Kabupaten Sukabumi yang rela  mengajar anak-anak sampai melawan arus sungai agar bisa menyebrang menuju sekolah tempat ia mengajar. Karna tidak adanya jembatan penyebrangan menuju desa tersebut.

Kejadian ini tidak terkecuali ke lembaga pendidikan tinggi. Proses perkuliahan di universitas juga hampir sama. Tidak beda jauh  dengan mahasiswa yang tinggal di daerah perkotaan atau di daerah yang terpencil kurangnya jangkauan sinyal, mahasiswa yang berasal dari daerah pedalaman yang harus kembali ke kampung halaman karena terdampak oleh pembatasan sosial. Meski tidak semua mengalami karena di sebagian tempat juga masih bisa berusaha mencari sumber-sumber sinyal. Tetapi, tidak sedikit di antara mereka yang tidak bisa sama sekali mengikuti perkuliahan. Hal ini karena daerah mereka masih sangat tertinggal dalam hal akses terhadap internet.

Kebijakan pembelajaran daring  saat ini jelas menyebabkan gangguan besar, seperti pembelajaran siswa. Penanganan pendidikan harus segera dijalankan untuk menangani dampak Covid-19 ini bagi dunia pendidikan. Walaupun banyak  yang belum siap menghadapi kondisi saat ini,pembelajaran daring di tengah pandemi covid-19 ini seakan-akan memaksa semua manusia harus siap terhadap perkembangan teknologi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline