Lihat ke Halaman Asli

Riski maulana

Sitkom bandung

Menganyam Gulma Mengais Rezeki

Diperbarui: 21 November 2024   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto by Riski Maulana Yusup

Sejauh mata memandang, hamparan eceng gondok terlihat menutupi permukaan Sungai Citarum di Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Nampak seorang pria paruh baya dengan rakit bambu beraktivitas di tengah lautan eceng gondok tersebut. lalah Amin (60), seorang kakek yang berprofesi sebagai perajin eceng gondok. Di tangannya, eceng gondok yang melimpah di perairan sungai Citarum ini bisa sangat bermanfaat.

Dia menjadikan eceng gondok yang sudah kering tersebut sebagai kerajinan yang sangat estetik dan tentunya bernilai ekonomis.

Memang, keberadaan tumbuhan air dengan nama latin Eichornia Crassipes itu membahayakan bagi ekosistem di sekitaran Sungai Citarum.

Selain secara estetika sangat mengganggu pemandangan, gulma ini juga sangat menggangu aktivitas perahu warga dan lalulintas di perairan tersebut.

Pria yang yang tinggal di Kampung Cicalengka, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat tersebut, mengungkapkan awal ia mempelajari cara menganyam eceng gondok yaitu dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) pada tahun 2012 lalu.

Setelah mengikuti pelatihan, Amin lanjut belajar secara otodidak dan menekuninya sebagai pekerjaan utama pada 2016 hingga sekarang.

Dalam sebulan sekali Amin bisa mengumpulkan batang eceng gondok hingga 5 kg, tergantung kebutuhan kerajinanya. Karena usia Amin yang sudah tidak muda lagi, terkadang dia meminta tolong kepada tetangganya untuk membantu mengambilkan eceng gondok dengan upah perkilogram seharga Rp7.000 sampai Rp10.000. Setelah mengambil dan mengumpulkan eceng gondok selanjutnya harus langsung dijemur agar tidak rusak. Setelah proses pengeringan dengan sempurna, eceng gondok baru bisa dibuat sebagai anyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline