GAZA -- Ketersediaan air bersih di wilayah Al Zawaida sangat minim. Air hanya tersedia dua hari setiap minggu. Itu pun air yang sangat asin. Tidak ayal jika air malah menjadi sumber penyakit untuk masyarakat Al Zawaida.
Sebagaimana yang diungkapkan Ahmadul Qazaz (48), salah satu warga Al Zawaida. Ia adalah ibu dari lima anak di Al Zawaida, Gaza. Suami Qazaz telah meninggal dunia empat tahun lalu. Ia membesarkan kelima anaknya yang masih kecil seorang diri. Menjadi keluarga prasejahtera di Gaza, hidup Qazaz dibelenggu berbagai permasalahan kemanusian, salah satunya adalah ketersedian air.
"Anak-anak sering menderita sakit perut bahkan rasa haus tidak bisa diobati. Keadaan ini harus kami alami bertahun-tahun,' kata Qazaz.
Berikhtiar meredam penyebaran penyakit ini, tim Global Wakaf-ACT pun membangun sebuah Sumur Wakaf di Al Zawaida. Pembangunan dilakukan sejak Desember tahun lalu, dan telah rampung pada Januari 2022.
Firdaus Guritno dari Global Humanity Respons ACT menerangkan, dulu di daerah daerah Al Zawaida memiliki sumur umum yang mampu memenuhi 60 persen kebutuhan warganya. Namun, karena sanitasi kota yang buruk, sumut pun tercemar dan ditutup karena menyebabkan bencana kesehatan.
Untuk menghindari hal yang sama, Sumur Wakaf ACT dibangun dan dibor di daerah yang tidak mengalami pencemaran air. Sumur pun dilengkapi dengan filter untuk desalinasi di saluran sumur, sehingga air yang dikeluarkan adalah air bersih yang layak konsumsi.
"Menggunakan pompa air berkapasitas tinggi dengan kapasitas hingga 15 horsepower, sumur ini mampu menghasilkan hingga 70 ribu liter per jam. Selain itu, sumur ini juga dilengkapi dengan pipa yang terkoneksi ke saluran air kota, sehingga mampu didistribusikan ke rumah-rumah warga," kata Firdaus.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H