Lihat ke Halaman Asli

Dananto Riski

Belajar dari masa ke masa

Menggugah Kedermawanan untuk Pengungsi di Lereng Merapi

Diperbarui: 12 November 2020   18:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi anak-anak di Pengungsi Lereng Gunung Merapi (foto: ACT Jawa Tengah)

Sejak memasuki status Siaga, masyarakat yang berada di radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi diimbau pemerintah untuk meninggalkan rumah (mengungsi) sampai status aman.

Sejak saat itu, Tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap dan Masyarakat Relawan Indonesia (ER ACT-MRI) Jawa Tengah melakukan upaya asesmen terhadap kondisi erupsi Gunung Merapi dan distribusi bantuan kemanusiaan.

"Beberapa program yang dilakukan yaitu pemeriksaan lokasi terdampak dan yang berpotensi terkena bencana, lalu pemberian bantuan Alat Pelindung Diri (APD), distribusi bantuan beras wakaf, dan makanan untuk para pengungsi, ungkap Hamas Rausyanfikr selaku Head of Program ACT Jateng (12/11).

foto: ACT Jawa Tengah

Tim melakukan pendataan di empat posko yang ada di Kabupaten Magelang yakni Posko Pengungsian Desa Taman Agung, Desa Ngrajek, Desa Deyangan, dan Desa Banyurojo.

Sebelumnya, Sejak Jum'at (6/11) tim Relawan MRI Magelang raya sudah bergerak melakukan pendampingan dan pendistribusian logistik untuk pengungsi di beberapa posko.

Menurut data yang dihimpun oleh BPBD di hari Rabu (11/11) pukul 18.00 WIB, jumlah pengungsi mencapai 836 Jiwa. Mereka merupakan warga Desa Paten, Krinjing, Ngargomulyo dan Keningar, Kecamatan Dukun. Tersebar di 5 Posko Induk pengungsian di wilayah Kecamatan Mertoyudan dan Muntilan.

foto: ACT Jawa Tengah

"Kondisi bencana alam di masa pandemi ini sungguh belum pernah kita alami sebelumnya. Tim ACT dan MRI terus melakukan pendampingan agar para pengungsi tetap mematuhi protokol kesehatan. Oleh sebab itu, pada fase kali ini selain pemberian bantuan pangan, ACT juga fokus membantu sarana pendukung kesehatan seperti Alat Pelindung Diri (APD)," imbuh Hamas.

Selain itu, Saiful selaku komandan posko MRI di Magelang setiap hari selalu memastikan timnya terlibat di  dapur umum dan mendampingi anak-anak SD sampai SMP. "Relawan mengajak anak-anak pengungsi untuk tetap bisa belajar dengan ceria, beberapa kegiatan Psiko-Edu-Sosial dalam bentuk Games seperti bermain ular tangga besar dan puzzle terus digalakan. Pemenuhan kebutuhan rohaniah juga tetap diberikan seperti mengaji bersama," tambah Saiful.

foto: ACT Jawa Tengah

Kedermawanan pun nampak dari dalam diri pengungsi. Saiful menceritakan pengalamannya, "Uniknya, di beberapa posko penyediaan sayur mayur untuk pemenuhan gizi pengungsi rata - rata di disedekahkan dari hasil lahan sawah masyarakat yang mengungsi sendiri. Alhamdulillah semangat gotong royong ini bisa menyemangati kami sebagai relawan di lapangan."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline