Zaman yang terus berkembang menghadirkan era-era baru yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada umumnya. Seperti saat ini, di mana teknologi khususnya jaringan internet semakin mumpuni dan melekat pada gaya hidup masyarakat masa kini. Media komunikasi, sarana pendidikan, sumber berita, media informatif, sarana hiburan, hampir seluruh pilar kehidupan masyarakat kini memanfaatkan internet sebagai bentuk adaptasi dari perkembangan zaman atau teknologi pada khususnya. Singkat katanya kita kini berada pada zaman di mana internet menjadi gaya hidup atau biasa disebut era digital.
Di era ini, terlihat jelas bagaimana gaya hidup masyarakat bervolusi. Semakin sulit melihat pemandangan seorang pria dewasa yang membaca koran di pagi hari ditemani secangkir kopi. Semakin sedikit majalah remaja yang terbit yang biasa dinanti setiap bulannya. Semakin ringannya tas siswa siswi tanpa buku-buku tebal dan peralatan perang lainnya. Semakin sepinya tanah lapang tanpa anak-anak yang bermain di sore hari.
Lihatlah bagaimana zaman mengubah gaya hidup kita sedemikian rupa. Era digital membuat berbagai hal semakin instan, praktis,dan mudah. Namun sadarkah kita bahwa tak hanya gaya hidup kita yang berubah, bahkan bagaimana cara berpikir kita pun ikut tergerus di dalamnya.
Di era ini, manusia dituntut untuk terus bisa belajar. Inovasi diharapkan selalu ada untuk bisa terus mengikuti zaman. Cara pikir yang instan diharapkan mampu menciptakan perkembangan teknologi yang akan berguna di masa depan.
Tak ada salahnya mengikuti cara pandang yang demikian. Namun tak semua hal bisa kita lakukan dengan cara pandang yang serba 'instan'. Ada hal yang membutuhkan waktu dan proses yang mungkin lebih panjang.
Kepraktisan di era digital membuat kita bisa mendapatkan informasi ataupun berita dengan lebih cepat dan mudah. Tak hanya melalui platform berita yang sudah digitalisasi bahkan media-media sosial yang menjadi pilihan media komunikasi masa kini menghadirkan berbagai hal yang ingin kita cari dan lihat sehari-hari.
Fitur yang lebih menarik membuat media sosial menjadi media yang lebih banyak dipilih oleh masyarakat terutama generasi milenial untuk mencari dan membaca informasi yang beredar. Namun sayangnya, masih kurangnya batasan dari apa yang bisa dituliskan atau diberitakan di media sosial membuat hal ini menjadi bumerang untuk kita sendiri. Kita tidak bisa memastikan kebeneran dari apa yang diberitakan. Sudah sering ditemui kasus dimana berita hoax yang meresahkan tersebar begitu luas di masyarakat melalui media sosial.
Hal ini membuktikan bahwa belum semua orang mampu menggunakan media sosial secara baik dan benar. Menuliskan informasi tanpa berpikir dampak dan mencari kebenarannya adalah salah satu contoh efek negatif dari cara pandang yang 'instan'.
Begitu pula pihak-pihak yang menyebarkannya. Menyetujui dan menyepakati informasi tanpa memahami dahulu isinya membuktikan betapa 'sederhananya' pikiran mereka.
Dewasa ini banyak yang memilih media sosial sebagai tempat mengungkapkan kasus-kasus yang meresahkan atau yang memprihatinkan. Tujuan utamanya tentunya adalah menginginkan pusat perhatian atau sebuah dukungan.
Cara kerja media sosial membuat hal-hal demikian menjadi mudah dilihat dan diperhatikan dengan banyak orang. Hasilnya akan positif jika apa yang dimaksudkan adalah hal baik yang memang membutuhkan dukungan dan bantuan. Namun hal negatif juga bisa terjadi jika yang diberitakan sesuatu yang sensitif.