Lihat ke Halaman Asli

Riska Yunita

Karyawan Swasta

Apakah Kamu Seorang Introvert?

Diperbarui: 23 Juni 2019   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.idntimes.com

Lebih memilih memendam apa yang dirasakan soerang diri.
Apa kami seorang introvert?

Sering terlintas pertanyaan demikian ketika saya menemukan artikel terkait tipe kepribadian seorang introvert, ekstrovert atau ambivert. Menelaah satu persatu faktor  yang digolongkan sebagai ciri-ciri seorang introvert membuat saya bercermin tentang kepribadian saya sendiri.

Fakta yang saya temukan adalah ada hal yang sesuai dengan kepribadian saya ada yang tidak. Lalu jika kita hanya memiliki sebagian kecil ciri-ciri introvert apa artinya kita bukanlah seorang introvert? Apa artinya kita berada diantara kategori introvert dan ekstrovert atau  dikenal dengan istilah ambivert?

Saya rasa perlu pendalaman lebih lanjut untuk menjawabnya. Namun ada satu ciri yang saya rasa menjadikan sebagian orang menganggap diri mereka adalah seorang introvert terlepas apa itu menandakan mereka sepenuhnya seorang introvert atau bukan.

Cenderung menyimpan perasaan sendiri. Saya rasa banyak yang mengalami ini entah mereka adalah tipe pribadi penyendiri ataupun mereka yang mudah bergaul.

Jika pada dasarnya mereka adalah tipe pribadi yang penyendiri, tentu saja karakter yang demikian sudah melekat di dalamnya. Lalu bagaimana dengan pribadi yang suka bersosialisasi dan mudah bergaul? Mengapa tipe pribadi yang demikian memiliki sisi introvert tersebut?

Di sini saya bukanlah seorang ahli psikologi yang mampu memaparkan perihal kepribadian seseorang. Saya hanya ingin membagikan pemikiran kaum kami yang suka bersosialisasi namun memiliki sisi penyendiri tersebut.

Kami menikmati kehidupan sosial yang melibatkan banyak orang. Memiliki banyak teman, menghabiskan banyak waktu untuk berbagi cerita dengan orang sekeliling kami. Tapi pada dasarnya kami cenderung hanya menjadi pendengar dan pemberi saran yang baik di lingkungan tersebut.
Kami menikmati setiap cerita dan pengalaman yang dibagikan orang terhadap kami.

Mendengarkan kisah inspiratif yang membuat kami ikut termotivasi, ikut hanyut ke dalam cerita yang mungkin menguras hati, atau membuat kita berpikir keras untuk ikut memecahkan masalah yang mereka alami. Semakin banyak kisah yang kita dengar, semakin banyak kita belajar tentang pengalaman hidup seseorang, namun semakin banyak juga rasa khawatir yang membuat kami berpikir.

Ketika mendengar kabar bahagia dari seorang sahabat, rasanya kami ikut merasakan kebahagiannya itu. Melihat orang-orang yang kita cintai memiliki hal yang membuat mereka bahagia tentu membuat kita bahagia juga bukan?

Begitu juga sebaliknya. Ketika mereka mengalami hal yang buruk, rasanya kami ikut merasakan kesedihan itu. Dan inilah yang membuat kami memilih memendam perasaan kami sendiri ketika di sisi lain kami menikmati kisah-kisah sahabat kami dan cenderung menjadi tempat favorit dari orang-orang terdekat kami untuk membagi kisahnya setiap hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline