Lihat ke Halaman Asli

Riska Restiana

Ibu rumah tangga

Terperangkap dalam Rintangan Desa

Diperbarui: 16 Januari 2024   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terperangkap dalam Rintangan Desa

Di sebuah desa kecil yang dipeluk hijau pepohonan, hidup seorang pemuda bernama Adi. Wajahnya yang penuh semangat mencerminkan cita-cita besar untuk membangun masa depan di tempat kelahirannya sendiri. Namun, di balik senyumnya tersimpan kenyataan pahit---sempitnya lapangan kerja di desa tersebut.

Adi tumbuh dalam keluarga petani. Meskipun desanya subur dengan ladang-ladang yang luas, lapangan kerja terasa semakin sempit bagi pemuda seperti Adi yang bercita-cita lebih tinggi. Setiap pagi, Adi berjalan melintasi sawah-sawah yang membentang, tetapi rasa khawatir mengendap di hatinya.

Pendidikan adalah kunci, begitu kata orang tua Adi. Namun, setelah lulus dari sekolah menengah, terlihat sulit menemukan pekerjaan yang sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. Lapangan pekerjaan terbatas, dan persaingan pun semakin ketat.

Mimpi Adi untuk meningkatkan taraf hidup desa terasa semakin sulit diwujudkan. Seiring berjalannya waktu, beberapa pemuda desa memilih untuk pergi mencari peluang di kota besar, meninggalkan desa halaman kelahiran mereka. Adi ragu-ragu, tetapi tekadnya membara untuk membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari desanya sendiri.

Dengan tekun, Adi memulai usaha kecil di bidang pertanian organik. Meskipun terasa kuno di tengah desa yang masih mengandalkan cara tradisional, Adi yakin bahwa produk organik akan memiliki daya tarik sendiri. Namun, perjalanan tidaklah mudah.

Adi menghadapi tantangan dalam mencari pasar untuk produk organiknya. Beberapa warga desa masih lebih memilih hasil pertanian konvensional yang lebih mudah ditemui. Namun, Adi tidak menyerah. Ia memilih untuk memberikan edukasi tentang manfaat produk organik, mendorong kesadaran akan keberlanjutan dan kesehatan.

Suatu hari, berkat keuletannya, Adi berhasil menjalin kerja sama dengan pasar lokal. Produk organiknya mulai diminati, meskipun harus bersaing dengan pasar yang lebih besar dan modern. Ketenaran Adi sebagai pelopor pertanian organik di desanya membuat banyak pemuda lainnya terinspirasi untuk mencoba hal serupa.

Dalam perjalanannya, Adi menyadari bahwa menjaga identitas desa sambil menciptakan lapangan kerja baru adalah suatu tantangan yang berharga. Melalui kerja keras dan semangatnya, Adi tidak hanya mengubah nasibnya sendiri tetapi juga membuka jalan bagi perubahan di desanya yang tercinta.

Sempitnya lapangan kerja di desa sendiri bukanlah akhir dari segalanya. Adi membuktikan bahwa dengan tekad dan inovasi, kita bisa membuka pintu-pintu baru yang membawa harapan dan kemajuan. Desa itu bukan hanya tempat kelahiran, tetapi juga ladang untuk menanam benih perubahan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline