Lihat ke Halaman Asli

Teknik Evaluasi Pembelajaran: Model Evaluasi Pembelajaran

Diperbarui: 1 Juli 2024   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Teknik evaluasi adalah cara yang dilakukan dalam mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan yang dimaksud evaluasi hail belajar adalah cara yang digunakan ole guru dalam mengevaluasi proses hasil belajar mengajar. Sedangkan tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan ole siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut.
Pada konteks pembelajaran, evaluasi pada umumnya berorientasi pada tujuan pendidikan yang di dalamnya mencakup beberapa macam tujuan termasuk tujuan pendidikan nasional, tujuan institusi, tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus yang di dalamnya mengandung penampilan (Performance). 

Pada konteks yang lebih luas, evaluasi kurikulum maupun evaluasi sistem bervariasi sesuai dengan pilihan evaluator sendiri. Model evaluasi muncul karena adanya usaha eksplanasi secara kontinu yang diturunkan dari perkembangan pengukuran dan keinginan manusia untuk berusaha menerapkan prinsip-prinsip evaluasi pada cakupan yang lebih abstrak pada bidang ilmu pendidikan, perilaku dan seni.
Ada beberapa model evaluasi yang dikenal dan digunakan untuk mengevaluasi di bidang pendidikan. Model evaluasi muncul karena adannya usaha eksplanasi secara kontinu yang diturunkan dari perkembangan pengukuran dan keinginan manusia untuk berusaha menerapkan prinsip-prinsip evaluasi pada cakupan yang lebih abstrak pada bidang ilmu pendidikan, perilaku dan seni.
Model Evaluasi Pendidikan :
1.Model CIPP (Context, Input, Process, Product)
Evaluasi konteks (context) dimaksud untuk menilai kebutuhan, masalah, asset dan peluang guna membantu pembuat kebijakan menetapkan tujuan dan prioritas. Serta membantu kelompok pengguna lainya untuk mengetahui tujuan, peluang dan hasinya. Evaluasi masukan (input) dilaksanakan untuk menilai alternative pendekatan, rencana tindak, rencana staf dan pembiayaan bagi kelangsungan program dalam memenuhi kebutuhan kelompok sasarna serta mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi in berguna bagi pembuat kebijakan untuk memilih rancangan, bentuk pembiayaan, alokasi sumber daya, pelaksana dan jadual kegiatan yang sesuai bagi kelangsungan program.
Evalusi proses (process) ditujukan untuk menilai implementasi dari rencana yang telah ditetapkan guna membantu para pelaksana dalam menjalankan kegiatan dan kemudian akan dapat membantu kelompok pengguna lainnya untuk mengetahui program kerja dan memperkirakan hasilnya. 

Evaluasi hasil (product) dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menilai hasil yang dicapai-yang diharapkan dan tidak diharapkan, jangka pendek dan jangka panjang, baik bai pelaksana kegiatan agar dapat memfokuskan diri dalam mencapai sasaran program maupun bag pengguna lainnya dalam menghimpun upaya untuk memenuhi kebutuhan kelompok sasaran. Evaluasi hail ini dapat dibagi kedalam penilaian terhadap dampak, efektivitas, keberlanjutan, dan daya adaptasi.
2.Model Kesenjangan
Evaluasi model kesenjangan (discrepancy model) menurut provus (dalam
Fernandes, 1984) adalah untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara baku (standard) yang sudah ditentukan dalam program dengan kinerja (performance) sesungguhnya dari program tersebut. Baku adalah criteria yang ditetapkan, sedangkan kinerja adalah hasil pelaksanaan program. Sedangkan kesenjangan yang dapat dievaluasi dalam program pendidikan meliputi:
a.Kesenjangan antara rencana dengan pelaksanaan program
b.Kesenjangan antara yang diduga atau diramalkan akan diperoleh dengan yang benar-benar direalisasikan
c.Kesenjangan antara status kemampuan dengan standar kemampuan yang ditentukan
d.Kesenjangan tujuan
e.Kesenjangan mengenai bagian program yang dapat diubah
f.Kesenjangan dalam system yang tidak konsisten. Oleh karena itu model evaluasi ini memeiliki lima tahap yaitu desain, instalasi, proses, produk dan membandingkan.
3.Model Evaluasi Formatif
Tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk mengadakan penyesuaian didalam kegiatan pendidikan begitu muncul kebutuhan, entah penyesuaian tersebut berkaitan dengan personal, materi, fasilitas atau berkaitan dengan objektif pembelajaran, atau bahkan dengan sikap diri sendiri.
Lingkup evaluasi formatif pada umumnya dibatasi oleh luas serta jangka waktu suatu pengalaman belajar. Misalnya dikelas atau sat lokakarya tetapi harus cukup rinci memasukkan sebanyak mungkin aspek pengalaman belajar sementara pembelajaran berjalan. 

Perilaku peserta didik, perilaku pengajar, interaksi pengajar peserta didik, tanggapan peserta didik terhadap materi, dan metode pengajaran serta karakteristik lingkungan, semuanya merupakan aspek dari pengalaman belajar di dalam lingkup evaluasi formatif.
Sedangkan menurut Sukardi, Evaluasi formatif bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan ole seorang evaluator tentang siswa guna menentukan tingkat perkembangan siswa dalam satuan unit proses belajar mengajar. Fungsi evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilakukan evaluator untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah diterapkan
4.Model Evaluasi Sumatif
Tujuan dari evaluasi sumatif adalah menentukan efek atau hasil dari upaya pengajaran. Tujuannya adalah menjumlahkan apa yang terjadi sebagai hasil dari pendidikan . 

Evaluasi sumatif (hasil) mengukur perubahan yang terjadi akibat dari pembelajaran dan pengajaran. Lingkup evaluasi hail sebagian tergantung pada perubahan yang akan di ukur yang pada gilirannya bergantung pada objektif yang sudah ditetapkan bagi kegiatan pendidikan itu. 

Evaluasi sumatif (hasil) berfokus pada jangka waktu yang lebih panjang. Evaluasi sumatif (hasil) lebih banyak membutuhkan keahlian untuk mengembangkan strategi pengukuran dan pengumpulan data, lebih banyak waktu untuk melakukan evaluasi, memerlukan pengetahuan tentang penyusunan data dasar dan kemampuan untuk melakukan perbandingan data yang dapat dipercaya dan valid setelah pengalaman belajar teriadi'4
Evaluasi sumatif in banyak dilakukan dilembaga pendidikan formal maupun pendidikan dan latihan (Diklat) yang dibiayai oleh sponsor. Fungsi evaluasi sumatif adalah sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan proses pembelajaran. Evaluasi yang diperoleh dari hasil evaluasi sumatif , oleh para evaluator, kemudian secepatnya dianalisis guna menentukan posisi siswa dalam materi penguasaan materi pembelajarannya".
 
5.Model Pengukuran
Model ini dapat dipandang sebagai model yang tertua didalam sejarah evaluasi dan telah banyak dikenal didalam evaluasi pendidikan. Sesuai dengan namanya model in sangat menitik beratkan pada kegiatan pengukuran di dalam proses evaluasi pendidikan. Pengukuran menurut model in tidak dapat dilepaskan dari pengertian kuantitas atau jumlah.

Jumlah in akan menentukan besarnya (magnitude) objek, orang ataupun peristiwa-peristiwa yang dilukiskan dalam unit-  unit ukuran tertentu. Dalam bidang pendidikan model ini telah diterapkan dalam proses evaluasi untuk melihat dan mengungkapkan perbedaan-perbedaan individual maupun kelompok dalam hal kemampuan, minat, sikap mauun kepribadian.
Dalam hubungan dengan evaluasi program pendidikan di sekolah. Model in menitikberatkan pada pengukuran terhadap hail belajar yang dicapai siswa pada masing-masing bidang pelajaran dengan menggunakan tes (Dyer, 1960).
Hail belajar yang dijadikan objek evaluasi disini terutama adalah hail belajar dalam bidang pengetahuan (kognitif) yang mencakup berbagai tingkat pengetahuan seperti kemampuan ingatan, pemahaman aplikasi dan sebagainya, yang evaluasinya dapat dilakukan secara kuantitatif-objektif dengan menggunakan prosedur yang distandarisasikan. 

Sehubungan dengan itu alat evaluasi yang lazim digunakan di dalam model evaluasi in adalah tes tertulis atau paper-and-pancil test. Secara lebih khusus lagi bentuk tes yag biasanya digunakan adalah bentuk tes objektif, yang soalnya berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah dan semacamnya.
Secara lebih rinci menurut Thorndike & Robert. L Ebel, beberapa ciri dari model pengukuran adalah:
a.Mengutamakan pengukuran dalam proses evaluasi. Pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang bisa diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan;
b.Evaluasi adalah pengukuran berbagai tingkah laku untuk melihat perbedaan individu atau kelompok. Oleh karena tujuannya adalah untuk mengungkapkan perbedaan, maka sangat diperhatikan tingkat kesukaran dan daya pembeda pada masing-masing butir, serta dikembangkan acuan norma kelompok yang menggambarkan kedudukan siswa dalam kelompok.
c.Ruang lingkup adalah hasil belajar aspek kognitif.
d.Alat evaluasi yang digunakan adalah tes tertulis terutama bentuk objektif.
e.Meniru model evaluasi dalam ilmu alam yang menggunakan objektifitas.
Oleh karena itu model ini cenderung mengembangkan alat-alat evaluasi yang baku. Pembakuan dilakukan dengan mencobakan kepada sampel yang cukup besar untuk melihat validitas daan reliabelitasnya
6.Model Persesuaian
Tyler menggambarkan pendidikan sebagai suatu proses yang di dalamnya terdapat tiga hal yang perlu dibedakan, yaitu tujuan pendidikan, pengalaman belajar, dan evaluasi hail belajar. Evaluasi pada dasarnya dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai efektifitas kurikulum atau program pengajaran yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya. 

Mengingat tujuan-tujuan pendidikan itu mencerminkan perubahan-perubahan perilaku yang dinginkan pada anak didik, maka yang paling penting dari proses evaluasi adalah memeriksa sejauh mana perubahan-perubahan perilaku yang dinginkan itu terjadi.
Menurut model ini evaluasi tidak lain adalah usaha untuk memerika persesuaian antara tujuan-tujuan pendidikan yang dinginkan dan hail belajar yang telah dicapai. 

Hasil evaluasi yang diperoleh berguna bagi kepetingan penyempurnaan program, bimbingan siswa dan pemberian informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasil-hasil yang telah dicapai.
Langkah-langkah evaluasi yang perlu ditempuh didalam proses evaluasi menurut model yang kedua ini Tyler mengajukan 4 langkah pokok yaitu:
a.Merumuskan tau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran. Karen evaluasi diadakan untuk memeriksa sejauh mana tujuan-tujuan yang telah dirumuskan itu sudah dapat dicapai, perlu masing-maing itu diperjelas rumusannya sehingga memberikan arah yang lebih tegas didalam proses perencanaan evaaluasi yang dilakukan.
b.Menetapkan test situation yang diperlukan. Dalam langkah in ditetapkan jenis-jenis evaluasi yang akan memungkinkan para siswa untuk memperlihatkan perilaku yang akan dinilai tersebut. Situasi-situasi yang dimaksudkan dapat berbentuk demonstrasi, memecahkan persoalan-persolan tertulis memimpin kegiatan kelompok dan sebagainya.
c.Menyusun alat evaluasi. Berdasarkan rumusan tujuan dan test situation yang telah dikembangkan dalam langkah-langkah sebelumnya kini dapat ditetapkan dan disusun alat-alat evaluasi yang cook untuk digunakan dalam menilai jenis-jenis perilaku yang tergambar dalam tujuan tersebut.
d.Menggunakan hail evaluasi. Setelah tes dilaksanakan hasilya diolah sedemikian rupa agar dapat memenuhi tujuan diadakannya evaluasi tersebut, baik untuk kepentingan bimbingan siswa maupun untuk perbaikan program.
Karena setiap program pendidikan menyangkut tujuan yang hendak dicapai, akan lebih tepat jika hasil evaluasi tidak dinyatakan dalam bentuk keseluruhan test tapi dalam bentuk hasil bagian demi bagian dari test yang bersangkutan sehingga terlihat bagian-bagian mana dari program pendidikan yang mash perlu disempurnakan karena belum berhasil mencapai tujuannya.
7.Model Evaluasi Sistem Pendidikan
Model evaluasi system pendidikan bertitik tolak dari pandangan bahwa keberhasilan suatu program pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, ciri anak didik maupun lingkungan sekitarnya, tujuan program dan peralatan yang dipakai, serta prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri.
Evalausi menurut model ini dimaksudkan untuk membandingkan kinerja dari berbagai dimensi program yang sedang dikembangkan dengan sejumlah criteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan jajmen mengenai program yang dinilai tersebut.
Ada beberapa hal di dalam isi pandangan di atas yang perlu digaris bawahi dan diuraikan lebih lanjut mengingat pentingnya hal-hal tersebut didalam konteks konsep evaluasi yang dianut oleh model ini.
a.Dengan mengungkapkan berbagai dimensi program model in menekankan pada pentingnya program sebagai suatu keseluruhan yang dijadikan objek evaluasi, tapa membatasi hanya pada aspek hasil yang dicapai saja.
b.Perbandingan antara program performance dan kriteria juga merupakan salah satu inti yang penting dalam konsep evaluasi menurut model ini. 

Hal penting disini adalah bahwa setiap dimensi program pendidikan yang sedang dikembangkan itu perlu ditetapkan dengan tegas kriteria yang akan dijadikan ukuran dalam menilai performance dalam maing-masing dimensi tersebut.
c.Model ini berpandangan bahwa model evaluasi tidak hanya berakhir pada suatu deskripsi tentang keadaan program yang telah dinilainya, melainkan harus sampai pada suatu Judgment baik-buruknya, efektif-tidaknya program pendidikanyang bersangkutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline