Lihat ke Halaman Asli

Riska Mauliza

STAIN Teungku Di Rundeng Meulaboh

Perkembangan Teori Komunikasi Massa

Diperbarui: 30 September 2024   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori komunikasi massa juga menjelaskan fenomena media massa sebagai suatu proses, yaitu bagaimana proses berjalannya pesan, efek pesan kepada penerima (masyarakat) dan umpan balik yang diberikan. Secara tradisional, teori komunikasi massa terdiri atas teori-teori komunikasi massa linear dan teori komunikasi massa sirkuler. Namun, selain itu, terdapat pula teori komunikasi massa yang lebih mutakhir yang merupakan pemikiran mutakhir di bidang teori komunikasi massa.

1. Era Teori Masyarakat Massa.

Periode teori masyarakat massa ditandai dengan munculnya sejumlah media massa penting dan berpengaruh pada paruh kedua abad ke-19 dan pada dekade awal abad ke-20. Media massa, seperti surat kabar, majalah, film, dan radio mencapai puncak kejayaannya pada masa ini, namun televisi sebagai media massa belum muncul. Periode ini juga ditandai dengan perubahan sosial yang signifikan, yaitu tumbuhnya industrialisasi, disusul dengan perpindahan masyarakat dari desa ke kota (urbanisasi).

2. Era Perspektif Ilmu Pengetahuan 

Periode persepktif ilmu pengetahuan ditandai dengan berbagai penelitian ilmiah di bidang komunikasi massa yang berlangsung pada tahun 1950-an. Jika pada periode at sebelumnya teori-teori disusun berdasarkan pada pengamatan saja, maka pada periode abs perspektif ilmu pengetahuan, teori disusun setelah didahului dengan penelitian melalui berbagai kegiatan, seperti survei, pengumpulan pendapat (polling), dan dengan menggunakan metode-metode ilmu pengetahuan sosial lainnya yang dikembangkan oleh Paul Lazarsfeld.

3. Era Teori Efek Terbatas/ Teori Kebudayaan 

Berbagai teori komunikasi massa yang mucul pada era efek terbatas cenderung hanya melihat pada satu sisi saja; sisi media massa saja atau sisi audien saja. Ada kalanya media massa dinilai terlalu dominan dalam memengaruhi masyarakat, namun terkadang audienlah yang dianggap dominan sehingga memengaruhi media massa. Berbagai teori komunikasi massa sebelumnya, mulai dari teori masyarakat massa hingga teori efek terbatas, tidak cukup memadai untuk menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline