Surat untuk Hati
Diperbarui: 17 Oktober 2018 21:56
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
https://www.google.co.id/search?q=gambar+sedih+tumblr&safe=strict&client=ms-android-huawei&tbm=isch&tbs=rimg:CSpaOqZtCiaLIkDdo_1vDuk-THZL3cOZO_1lx74TcNpAuiJdc9v5OEk9hyIkLM0zSZYArnFp_1vzkHIDHeYZ6klwRprkFVhsQy7qPW1KhIJ3aP7w7pPkx0RZJdQ4l-aHFYqEgmS93DmTv5cexH1YlmANTTgoyoSCeE3DaQLoiXXEXYVYFqHaT-XKhIJPb-ThJPYciIRmZmLIcbiT5QqEglCzNM0mWAK5xFv2GC1EHoC5SoSCRaf785ByAx3EdfhEG-IagxtKhIJmGepJcEaa5ARdiI1VRL-U9EqEglVYbEMu6j1tREbLdu7E1gh1g%3D%3D&tbo=u&sa=X&ved=0ahUKEwii8qjr3I3eAhUIuo8KHZYkDD8QuIIBCBM&biw=320&bih=452#imgrc=_xd_qZmKcrZqgM%3A
Aku tidak mengerti.
Terkadang, aku mengutuk takdir yang datang.
Ini salah, aku tahu.
Lelah, bahkan aku tak punya hak.
Hati katakan, sudahi!
Tapi, tetap saja sulit.
Kurang ajar, kau hati berani-beraninya terlalu perasa.
Kenapa kau tak cegah?
Kenapa kau biarkan?
Kenapa kau katakan ini hanya sekedar?
Lalu, hari ini kau berusaha lari?
Halaman Selanjutnya