Sudah lama tidak bersua dengan suara tik..tok jari-jari keras melentikan ke toots keyboard. Bagaimana kabarnya hai otak yang selalu santai dalam kegemerlapan dan diam ditempat? Baik-baik sajakah, atau merasa tak berkembang. 11.22 waktu Cibiru dan sekitarnya. Menunggu denting sang jarum jam pada waktu hakikinya. Selamat datang 18, sudah dewasakah usia ini? Belum atau masih harus berkutik dengan kebodohan yang menyelimuti diri. Seluas harapan yang di palung sanubari menjadikan kuat untuk penopang tubuh kaku. Yang selalu berat dan enggan untuk bergerak.
Bukan satu yang kupinta tapi beribu dari Tanya itu menjadi harapan yang abadi untuk digapai. Jari-jari benar-benar tidak bisa bergerak dan berhenti disini. Entah sulit sekali harus menuangkan kata-kata otak yang disambut dengan kata-kata hati dan harus disatukan dengan kata-kata lisan serta diabadikan dengan kata-kata yang ada di tulisan. Telinga-telinga tetap menjadi pengawas daerah sekitar. Mata-mata tak bisa terlelap. Hati sedang terbawa oleh aliran perasaan yang digonjang-ganjingkan seakan perahu di tengah lautan ombak. Alunan-alunan suara seniman menghampiri aliran pemikiran yang masih belum tercairkan oleh panasnya otak. Layaknya kekurangan asupan gizi menyambut diri sempit akan kosakata.
Diri tak berani menceritakan lebih melalui cerita yang harus diabadikan, biarlah alam merangkai cerita-cerita ini. Karena, bila raga ini yang merangkai ceritanya terkadang cerita itu akan cepat hilang. Sadarlah akan fana setiap yang dibuat oleh ciptaan dari-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H