Mengapa aku tidak bisa mengkayuh sepeda? Karena kau. Iya benar sekali dirimu penyebabnya. Dulu aku kecil sangat kecil daripada saat ini. Kau mengkayuhkan dua roda tersebut untukku. Kau ajak aku berkeliling kampung halamanmu, kau ajak aku untuk mengenalkan bahwa dunia ini luas dan aku harus tahu semua itu. Tak sedikit kau berhenti dari kayuhanmu hanya untuk menunjukkan hal-hal menarik untukku.
Kau selalu membawaku berkeliling setiap pagi. Kau buatkan tempat duduk yang terbuat dari kayu dan kau letakkan didepanmu. Aku suka tempat itu, karena tempat itulah aku mengerti bahwa dirimu lelaki yang akan selalu perduli dan menyayangiku sampai kapanpun. Kau berikan kudapan ringan untukku, kau biarkan aku tenang memandangi jalan yang kau lalui dengan sepeda. Aku suka bersepeda tetapi bukan aku yang mengkayuhnya.
Entah, dulu aku pernah bertanya kenapa aku tidak boleh mengkayuh sepeda itu. Kau menjawab dengan tersenyum itu sepeda laki-laki sepeda itu besar dan tinggi nanti kamu bisa jatuh dan tangan kamu yang mungil tidak akan sampai ke stangnya. Begitulah jawabmu. Sampai aku beranjak dewasa aku ingin mengkayuhnya sendiri menggunakan sepeda perempuan, aku ingin mengulangi lagi kata-kata mu dulu.
Tetapi, kau terlalu sibuk dengan masa mu sekarang. Aku paham itu. Aku tidak ingin bersepeda. Walaupun, ku sangat senang melihat orang-orang dapat mengkayuh roda dua itu. Aku hanya mengenang masa itu, dari setiap kenangan itu aku paham akan kedekatanku dulu denganmu. Kerasmu sekarang adalah kau tidak ingin aku mengambil salah langkah dalam kehidupanku. Aku selalu menyayangimu. Kau yang terbaik, mungkin secara kata aku selalu mengungkapkan dalam hati. Begitulah kau, kau selalu mendo’akanku dalam hatimu. Mungkin aku sudah mulai dewasa menghadapi kehidupan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H