Lihat ke Halaman Asli

Kisah Surat di Rumah Pohon

Diperbarui: 4 Juni 2021   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ingat yah, kita kesini lagi 10 tahun lagi. Nanti kita buka suratnya sama-sama," sabda Lula.

Keempat sahabatnya hanya mengangguk.

Sepuluh tahun telah berlalu, hubungannya dengan para sahabatnya merenggang. Kesibukan dan kehidupan masing-masing membuat kelimanya jarang bertemu. Tapi Lula masih ingat tentang janji itu. Sebuah janji untuk berkumpul kembali di rumah pohon.

Lula mencoba menghubungi sahabat-sahabatnya untuk mengingatkan. Sayang, tak ada satu temannya pun yang merespon. Lula tak bisa menyembunyikan kesedihannya karena ulah sahabat-sahabatnya. Tak pelak, ia pun mengumpat di dalam hati, "Sial!".

Demi menepati janjinya sendiri 10 tahun lalu, Neina memutuskan naik ke rumah pohon yang ada di belakang rumahnya. Perlahan, ia membongkar peti yang dijadikan penyimpanan. Ia menemukan toples terkubur diantara tumpukan benda-benda lainnya.

Perlahan, Lula mengangkat dan membuka toples. Ia mendapati 5 surat yang pernah ditulis saat berusia 8 tahun. Bergegas Lula memotret semua surat tersebut dan langsung mengirimkannya ke sahabat-sahabatnya. 30 menit berlalu dan tetap tak ada respon. Tak sabar, Lula membuka semua surat tersebut tanpa persetujuan sahabat-sahabatnya.

Alangkah terkejutnya Lula, ternyata isi surat-surat itu benar-benar menggambarkan keadaan persahabatannya kini. Para sahabatnya ternyata menyimpan ketidaksukaan satu sama lain. Pantas saja kalau hubungan mereka tak langgeng sampai dewasa. Lula hanya bisa menghembuskan napas dengan kasar dan kembali ke dalam rumah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline