Lihat ke Halaman Asli

Riska Febriana

Mahasiswa Semester 4

Pentingnya Pertajam Literasi Digital

Diperbarui: 30 Juni 2024   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Data Essential Digital Headlines per Januari 2023 memaparkan, jumlah populasi penduduk Indonesia saat ini adalah 276.4 juta orang.  Dari 276.4 juta penduduk Indonesia, ada 77% atau 212.9 juta orang yang menggunakan internet. Sedangkan dari 276.4 juta penduduk,ada 60.4%  atau 167 juta orang yang aktif di media sosial. 

Manusia sebagai makhluk sosial, pada era kini atau era digitalisasi manusia semakin dipermudah dengan adanya media digital seperti media sosial. 

Kehadiran media sosial telah membuat manusia Sebagai makhluk sosial semakin mudah dalam berinteraksi dengan orang lain dan menerima segala informasi seputar fenomena atau kejadian, berita melalui platfom digital tersebut dengan cepat. Media sosial telah menyuguhkan segala keterbukaan informasi terupdate dan memberikan akses kebebasan terhadap pengguna. Namun dalam kemudahannya tersebut, terdapat sebuah permasalahan jika kita menggunakan media Sosial dengan tidak bijak.

Informasi, berita dan konten-konten yang tersedia pada media sosial tidak sepenuhnya bisa dipercaya dan ditelan secara mentah-mentah begitu saja. Banyak konten-konten yang tersedia pada media sosial mengandung berita hoax yang diunggah oleh konten kreator dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi. Disini sebagai pengguna media sosial kita harus dituntut untuk bijak, teliti atau selektif dan kritis.

Pada hal tersebut, banyak dari pengguna media sosial yang terjerumus oleh konten atau berita hoax. Alih-alih mencari sumber informasi yang falid dan benar, masyarakat yang tergiring oleh opini konten dan berita hoax tersebut, malah juga ikut serta menyuarakan komentar dan tanggapan tidak benar dan malah mengikuti opini yang salah dari konten tersebut.

Tidak hanya itu saja, fenomena lain dari pengguna media sosial yang kurang bijak yaitu fomo.  Dimana kata arti fomo yang berarti mengikuti sesuatu yang sedang hits atau viral.  Dimana banyaknya konten yang mengikuti tren - tren yang sedang viral untuk mendapatkan keuntungan maupun viewers. Walaupun mereka tau jika tren yang di ikuti merupakan sesuatu hal yang salah.

Disini tergambar bahwa orang-orang pengguna medsos begitu mudahnya terjerumus dan tergiring oleh opini atau konten dari berita hoax tersebut dan juga begitu kurang dalam pemahaman. Kita sebagai pengguna media sosial, tentu saja tidak bisa menghindri dari adanya konten atau berita hoax yang ada pada platfom media sosial kita. sebagai penghadangnya hanya kita yang bisa mengontrol dan meneliti dari konten tersebut dengan mempertajam literasi.

Literasi tidak hanya sekedar membaca saja, namun harus dipertajam. Maksud dipertajam ini yaitu dengan banyak membaca disertai memahami secara sungguh-sungguh dari sebuah isi bacaan. Pertajam literasi harus ditingkatkan guna meningkatkan kualitas atau value diri kita . Hal ini akan selaras pada kemampuan kita untuk berfikir kritis (critical thinking), selektif dan bijak dalam menyikapi atau menanggapi dan mencerna semua isi konten dimedsos.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline