Lihat ke Halaman Asli

Analisis Struktur dan Makna Puisi: Hatiku Selembar Daun Karya Sapardi Djoko Damono

Diperbarui: 30 Mei 2023   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: CNN Indonesia

Halo sobat sastrawan! taukah kalian jika mengapresiasi sebuah karya puisi tidak hanya sekadar untuk dibaca, melainkan kita bisa memperdalami karya tersebut dengan cara menganalisis strukur dan maknanya. Seperti contoh analisis strukur dan makna puisi Hatiku Selembar Daun karya Sapardi Djoko Damono di bawah ini.

ANALISIS STRUKTURAL

  • Merupakan puisi baru, menggunakan pola pantun, bertema ketuhanan, terdiri dari 4 baris.
  • Puisi ini merupakan monolog yaitu pembicaraan tunggal yang tidak memberikan kesempatan pada orang lain untuk ikut bicara. Si aku dalam puisi tersebut mengkiaskan dirinya sebagai selembar daun (prismatis/menggunakan kiasan). Termasuk puisi dramatik karena mewakili situasi manusia sebelum kematian.
  • Memiliki makna denotasi, makna konotasi, dan majas metafora serta personifikasi
  • Sintaksis, Struktur puisi diawali dengan kalimat aktif ataupun klausa yang bersifat aktif pada kalimat hatiku selambar daun
  • Semantik, Puisi Hatiku Selembar Daun terdapat 5 isotopi, yaitu isotopi manusia, isotopi gerak, isotopi waktu, isotopi alam, dan isotopi ruang. Isotopi-isotopi tersebut membentuk tema manusia jangan lupa akan kewajiban kepada tuhan sehingga diakhir tidak menyesal.
  • Pragmatik, Pada puisi Hatiku Selembar Daun terdapat penggunaan pronomina persona “ku”, “kau,” dan “mu.” Penggunaan pronomina “ku” menunjukkan aku, pronomina “kau” dan „mu” menunjukkan pada perbuatan yang sudah dilakukan oleh aku

ANALISIS MAKNA

Pada puisi Hatiku Selembar Daun terdapat nilai religius keimanan (tauhid) mengandung nilai tobat dan sikap perilaku (akhlak) mengandung nilai rendah hati. Hal tersebut tergambar dalam larik kedua sampai ketiga, nanti dulu, biarkan aku sejenak terbarin di sini;ada yang masih ingin kupandang, yang selama ini senantiasa luput. Dalam hal ini aku mengingat dan menyesali perbuatnya karena menyia-nyiakan waktunya dengan berbuat dosa dan lupa akan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah.

Mengandung nilai rendah hati. Hal tersebut tergambar pada larik pertama, hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput. Dalam hal ini aku lirik merasakan bahwa begitu kecilnya manusia di mata Allah Swt

Sumber Referensi: Yukiarti, Y. (2014). Kajian Semiotik dan Nilai-nilai Religius Islami Puisi Sapardi Djoko Damono dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di Mts. Cikajang Garut (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline