Pemeriksaan stunting adalah titik awal dalam mengidentifikasi anak-anak yang rentan mengalami keterlambatan pertumbuhan. Lebih dari sekadar mengukur tinggi badan, pemeriksaan ini memberikan pandangan yang holistik tentang perkembangan anak dalam segala aspek, termasuk fisik, kognitif, dan emosional. Hasil pemeriksaan tidak hanya memberikan gambaran saat ini, tetapi juga potensi masa depan yang bisa diupayakan.
Pemeriksaan stunting guna mendeteksi stunting sejak dini menjadi faktor penting demi mencegah derajat stunting menjadi kronis yang dapat menimbulkan komplikasi berbagai penyakit. Upaya pemeriksaan stunting dan pencatatan data jumlah kasus stunting telah dilakukan oleh Ariel Rafi Alfaridzi Mahasiswa KKN TIM II Tahun 2022/2023 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegeoro pada bulan Juli di Desa Gedong, Kec Ngadirojo, Kab Wonogiri, Jawa Tengah.
Stunting adalah kondisi yang menghambat pertumbuhan fisik anak karena kekurangan nutrisi yang berkelanjutan. Dampaknya tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak dan kognitif anak. Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini stunting adalah komponen krusial dalam memastikan anak tumbuh dengan potensi terbaik.
Pemeriksaan stunting melibatkan pengukuran tinggi badan anak dan perbandingannya dengan standar pertumbuhan yang sehat sesuai umur nya berdasarkan kurva pertumbuhan WHO. Ini memberikan gambaran apakah pertumbuhan anak sesuai dengan yang diharapkan atau ada keterlambatan. Anak dapat dikatakan stunting jika dalam hasil pengeplotan data tinggi badan dan umur dalam kurva pertumbuhan WHO yaitu kurang dari -2 standar deviasi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh tenaga medis atau petugas kesehatan di berbagai tingkat, termasuk puskesmas, klinik, atau bahkan dalam kampanye kesehatan masyarakat.
Pemeriksaan stunting memungkinkan identifikasi dini masalah pertumbuhan pada anak. Data hasil pemeriksaan akan dihimpun dalam satu database desa, jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya indikasi stunting, dapat segera ditangani oleh petugas kesehatan anak atau dokter guna mengetahui penyebab dan langkah penyembuhan yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan anak.
Meninjau pentingnya pemeriksaan stunting dini bagi semua anak-anak, termasuk untuk anak-anak di Desa Gedong. Di desa ini terdapat 33 anak kasus stunting yang artinya hampir di setiap dusun ditemui kasus stunting. Dengan itu, Pemeriksaan dini stunting sangat perlu dilakukan di Desa Gedong. Penulis terdorong untuk melaksanakan program Program pengukuran berat dan tinggi badan, lingkar kepala, serta lingkar lengan untuk anak-anak di Desa Gedong.
Program ini dilakukan dengan sasaran anak-anak dibawah umur 5 tahun di Desa Gedong, Kec. Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah. Untuk setiap posyandu, program edukasi ini dilakukan di kediaman kader posyandu masing-masing. Program ini dilakukan dengan kegiatan asistensi pengukuran terkait berat dan tinggi badan, lingkar kepala, serta lingkar lengan. Dilanjutkan dengan asistensi proses pencatatan untuk kepentingan pengumpulan data laporan posyandu setiap desa. Hasil pengukuran kemudian ke dalam plot kurva standar. Hasil program ini berupa laporan jumlah kasus stunting di Desa Gedong dalam bentuk excel.
Melalui pemeriksaan stunting ini diharapkan para kader Posyandu setiap desa terbantu dalam pelaksanaan pengukuran rutin anak dan pencatatan hasil pengukuran, serta terkumpulnya data jumlah kasus stunting di Desa Gedong. Dari hasil tersebut, harapannya kasus stunting di Desa Gedong dapat segera ditangani dengan baik dan dapat mencapai target pemerintah Kabupaten Wonogiri yaitu Zero Stunting 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H