Wisata Edukasi Jowaran terletak di Desa Jambuwer, Kec. Kromengan, Kab. Malang. Desa Jambuwer berartikan jambu air. Setiap tahun di bulan tertentu diadakan upacara adat, slametan, sedekah bumi, bersih desa, sesaji, dan wayang. Yai Imam Sari dan Nyai Gading Melati yaitu tokoh masyarakat zaman dahulu yang kata warga setempat berbentuk macan.
Setiap tahun jika tidak dilaksanakan upacara adat akan muncul macan. Macan tersebut muncul bertujuan agar warga setempat tidak lupa akan adat-istiadat yang sudah turun-temurun. Macan tersebut tidak mengganggu warga sama sekali, beliau hanya menampakkan saja.
Sebelum dilaksanakan di bentuk kelompok untuk membagi secara rata dan penampilan agar lebih tertata. Warga setempat sangat antusias mengikuti acara tersebut.
Bersih Desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji kepada danyang desa. Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga untuk menyumbangkan makanan. Bersih desa dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu.
Sedekah bumi adalah suatu upacara adat yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan. Hal itu memberikan rezeki melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi. Bentuk hasil bumi yang diperoleh oleh Desa Jambuwer ada perkebunan kopi, padi, tebu, polowijo.
Salah satu Kesenian Tradisional yang dimiliki oleh Desa Jambuwer yaitu Topeng Malangan. Tarian topeng malangan yang dimiliki masih asli dan belum tercampur oleh budaya modern. Di Jambuwer terdapat sanggar tari topeng Galuh Candra Kirana yang merupakan sedikit dari sanggar tari topeng yang terus berupa melestarikan kesenian tersebut.
Selain kesenian Topeng Malangan di Desa Jambuwer juga sering ada pertunjukan Wayang. wayang adalah boneka tiruan orang yang terbuat dari pahatan kulit atau kayu dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional, biasanya dimainkan oleh seorang yang disebut dalang.
Sesaji merupakan bentuk persembahan baik kepada Tuhan, dewa, roh leluhur, atau nenek moyang, dan makhluk yang tidak kelihatan. Namun sesaji tidak selalu berarti menyembah. Namun tujuan sebenarnya yang diturunkan oleh leluhur, yaitu bagaimana manusia bisa berhubungan secara harmonis dan selaras dengan alam.
Wisata Edukasi Jowaran diartikan jowaran karena di lokasi terdapat wit jowar (pohon jowar) dan godong potro (daun potro). Selain ada pohon jowaran dan daun potro disana juga terdapat padi yang sangat luass, pemancingan, kolam renang untuk anak-anak, dan juga kopi merah yang sangat enak dan murah. Kopi merah tersebut kopi produksi dari warga Desa Jambuwer sendiri.
Bapak tukiman selaku sesepuh desa mengatakan bahwa ibu yuli selaku kakak dari bapak carik, ibu yuli sering diganggu oleh jin badut. Dinamakan jin badut karena sosok tersebut sangat lucu sehingga menyerupai badut yang lucu. Adapun warga yang sering ngopi di kopi merah mengatakan bahwa beliau pernah diganggu oleh suara tabuhan jaranan, namun pada saat dilihat tidak ada apa-apa. Beliau diganggu 3 tahun kebelakang sebanyak 3 kali.
Di Wisata Edukasi Jowaran juga terdapat sumber yang dinamakan sumber badut, sumber tersebut ada warga yang pernah melihatnya biasanya muncul ular besar, namun ular tersebut tidak mengganggu warga.