Lihat ke Halaman Asli

Paradigma Qurani dalam Konsep Ideologi Takfiri yang Memperjelas Islam Seutuhnya

Diperbarui: 12 Desember 2021   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB I (PENDAHULUAN) 

Islam dalam bentuknya lengkap dengan segala pedoman beramal bagi manusia dan kehidupan beragama yang dijalaninya. Al-Quran sebagai acuan dan sumber primer banyak menjadikanyna pemerhati yang senantiasa terkesima dengan dimensi pembahasan yang dimiliki oleh Al-Quran. Adanya setiap kunci yang dapat dibenarkan dengan bukti dalam kehidupan dan rasa iman yang kuat, menjadi indikasi kuat bahwa Al-Quran adalah dapat dipahami dan diterima oleh seseorang. 

Perkembangan cara berpikir manusia dan terapan yang ada banyak menyebabakan kesenjangan dan perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan manusia. Baik itu pada kalangan terdidik maupun kalangan masyarakat yang notabennya hanya menerima sekilas mengenal ilmu pendidikan. 

Perbedaan pendapat mengenai konsep dan pembahasan mengenai agama islam ini menimbulkan perubahan radikal pada sektor-sektor kehidupan. Tak terkecuali dalam bagaimana suatu kaum memandang suatu kejadian yang ada dan melakukan improvisasi cara pandang tersebut dalam hal beragama dan menyikapi pembahasan mengenai Al-quran sebagai sumber utama.

Menurut Kahar (2019) al-Quran sebagai pusat gravitasi umat manusia pada umumnya. Berbagai pendekatan telah ditawarkan, mulai dari linguistik, ushul fiqh, hermeneutik, sampai pada pendekatan integratif telah mengalami perkembangan signifikan dalam produksi dan reproduksi ide secara berkesinambungan. 

Namun tidak dapat disangsikan bahwa al-Quran masih merupakan sebuah teks statis, dan tak mampu berbicara apa-apa tanpa refleksi manusia. Selanjutnya, interpretasi manusia tak berarti apa-apa tanpa aplikasi dan penerjemah dalam realitas objektif dalam lingkup ruang dan waktu yang mengitarinya.

Cara pandang yang diinterpretasikan oleh manusia mengindahkan sebuah informasi yang dapat memecah-belah suatu kaum dan bagaimana strata kaum tersebut didalam aspek sosial dan pemahaman mereka. 

Tidak dapat dipungkiri banyaknya perbedaan mengenai cara pandang terhadap agama dan Al-Quran menjadikan suatu kaum menganggap kaumnya menjadi lebih baik dalam artian merendahkan kaum lain tanpa melihat aspek-aspek agama islam lainnya. 

Dalam istilah lain mereka dapat menganggap seseorang ataupun kelompok masyarakat sebagai kafir karena tidak sejalan dengan apa yang mereka pahami mengenai persoalan-persoalan agama islam. 

BAB II (PEMBAHASAN)

Salah satu persoalan yang cukup krusial dan mendalam dalam sejarah perjalanan pemikiran Islam adalah perihal status keimanan dan kekufuran seorang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline