Lihat ke Halaman Asli

Riska

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Sriwijaya

Diplomasi Budaya

Diperbarui: 7 Desember 2024   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diplomasi budaya adalah hal yang sangat mudah ditemui dan dilakukan sekarang karena manusia sejatinya lahir dari sebuah budaya. Budaya juga menjadi bagian yang menunjukkan identitas suatu bangsa. Diplomasi budaya turut menjadi "soft power" bagi suatu negara, disamping diplomasi publik. 

Menurut pemahaman saya setelah melihat beberapa referensi, diplomasi budaya adalah sebuah usaha menunjukkan identitas nasional kepada dunia secara internasional dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi negara yang melakukan diplomasi budaya. 

Hal ini juga bisa dimanfaatkan untuk menaikkan taraf ekonomi negara karena dapat menarik minat orang asing mendatangi negara tersebut untuk sekedar berkunjung, menikmati cagar budaya, investor asing, bahkan meneliti keadaan yang sebenarnya seperti "apakah negara ini benar-benar baik seperti yang dikatakan oleh banyak orang?."

      Sebenarnya bagi saya, sulit menemukan perbedaan antara diplomasi publik dengan diplomasi budaya seperti pernyataan oleh Mantan Ambassador Amerika Serikat Cynthia P. Schneider, dia menyatakan bahwa diplomasi budaya sulit untuk didefinisikan tapi kamu akan tahu jika melihatnya (diterjemahkan dari "hard to define, but you'd know it if you saw it").

 Selaras dengan hal tersebut, saya pun sering tertukar antara contoh diplomasi publik dengan diplomasi budaya. Mereka seperti persis sama namun tetap ada perbedaannya, tapi lagi-lagi begitu sulitnya bagi saya untuk membedakan keduanya.

      Kemudian, diplomasi budaya ini sepertinya memiliki kemungkinan pencurian kebudayaan suatu negara oleh negara lain, dengan kata lain mengklaim budaya orang lain sebagai kebudayaan mereka sendiri. Kenapa demikian? menurut saya hal itu bisa saja terjadi, misal sebagai berikut. Suatu negara A memiliki kebudayaan yang sangat menarik di bidang kesenian tetapi mereka belum memiliki hak paten atas kebudayaan tersebut. 

Sementara, negara B sudah memiliki koneksi yang sangat baik di kancah internasional, mereka pun mengklaim budaya negara A sebagai budaya mereka. Lebih parahnya lagi, negara B mendapatkan hak paten atas budaya negara A tersebut. Maka dari itu, hal ini perlu diwaspadai oleh setiap negara.

      Terakhir, Indonesia turut melakukan diplomasi budaya namun yang baru saya ketahui adalah batik telah menjadi kebanggaan Indonesia di sektor budaya berwujud, makanan rendang  sebagai kuliner khas, juga tari saman di sektor tarian adat yang telah diakui dunia. 

Tak lupa Korea Selatan, dengan budaya musik K-Pop, gaya busananya, dan kuliner. Jepang pun tak kalah, dengan pencerminan tata krama dan sopan santun khas warga negaranya, makanan seperti sushi, sashimi, dan ramen menjadi hal yang digemari banyak orang, apalagi industri hiburan seperti animasi jepang atau anime turut menjadi ciri khas mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline