Lihat ke Halaman Asli

Riska Wahyuni

Mahasiswa Universitas Sanggabuana YPKP

Jangan Biarkan Depresi Menguasai Diri Anda, Mari Kenali Gejalanya!

Diperbarui: 22 Maret 2022   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Riska Wahyuni

Prodi Ilmu Komunikasi - Universitas Sangga Buana YPKP Bandung

22 Maret 2022 | 11:39 WIB

Kita tentu mengenal penyakit yang bernama “Depresi”. Pada dasarnya, ini merupakan penyakit emosional yang dialami oleh seseorang seperti halnya merasa sedih yang mendalam, selalu merasa sendiri, dan kehilangan motivasi untuk melakukan berbagai aktivitas. Gangguan ini disebabkan oleh respon mental seseorang ketika menghadapi berbagai masalah yang menumpuk namun tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Disinilah biasanya depresi akan muncul.

Gangguan depresi merupakan gangguan suasana hati yang ditandai dengan kondisi emosional berkepanjangan yang kemudian berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Gangguan depresi ini dapat terjadi pada anak – anak, remaja, orang dewasa, bahkan orang tua. Depresi terkadang dianggap sebagai gangguan mental biasa oleh sebagian orang. Padahal jika dibiarkan begitu saja, gangguan depresi ini bisa berakibat fatal hingga berujung kematian. Mengapa bisa begitu ? Simak penjelasannya berikut ini.

Dalam sebuah penelitian, ada sekitar 280 juta orang di dunia mengidap depresi yang mana diantara jumlah tersebut, masih banyak orang yang mengabaikan dan menganggap sepele penyakit ini sebab takut dipandang lemah oleh orang lain.Gangguan depresi secara sederhana terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu, depresi ringan,depresi sedang, hingga depresi berat.

Pada depresi ringan dan sedang, biasanya masih dapat ditangani dengan mandiri. Namun, pada kasus depresi berat, penderitanya akan mengalami gejala gangguan pada fisik seperti merasa sakit disekujur tubuh tanpa sebab, nafsu makan berubah drastis, bahkan sampai mempengaruhi kehidupan sosialnya seperti menutup diri, tidak mau bekerja atau beraktivitas dalam waktu yang lama.Karena itu, penderita depresi yang tidak mampu lagi  menanganinya dalam kurun waktu yang cukup lama, sangat tidak mungkin hal tersebut akan mempengaruhi kondisi kesehatannya. Kemungkinan fatal yang akan terjadi adalah, jika pasien mengambil jalan pintas dengan cara mengakhiri hidupnya. Kasus – kasus seperti ini sudah sering terjadi, kebanyakan dari mereka tidak sanggup lagi melawan tekanan akibat depresi yang di deritanya.

Depresi yang terlarut-larut tentu akan berdampak negatif pada kondisi psikologis dan kesehatan mental bahkan sampai mengganggu fungsi otak. Selain itu faktor lain penyebab seseorang mengidap depresi adalah faktor genetik atau keturunan, mengalami trauma, kurang mendapatkan support, hingga faktor hubungan dapat berpengaruh dalam menimbulkan kondisi depresi. Lalu bagaimana caranya kita mengetahui bahwa seseorang mengidap depresi ?

Ada beberapa gejala yang akan ditimbulkan setelah seseorang mengalami gangguan depresi, gejala tersebut diantaranya :

  • Mengalami perasaan sedih, hampa, dan tidak memiliki harapan
  • Kehilangan motivasi untuk melakukan berbagai aktivitas
  • Mengalami penurunan atau kenaikan berat badan drastis
  • Mengalami insomnia
  • Merasa lelah berkepanjangan
  • Merasa bahwa diri sama sekali tidak berguna
  • Kemampuann berfikir yang menurun serta kesulitan untuk berkonsentrasi

Perlu kita tahu, depresi bukanlah akhir dari segalanya. Penyakit ini bisa disembuhkan dengan bantuan tenaga medis yang profesional atau setidaknya berikanlah dukungan, mendengarkan keluh kesahnya, dan temani mereka yang membutuhkan kita dalam situasi seperti ini. Dimulai dari keluarga terdekat ataupun teman selingkungan. Sama halnya dengan penyakit lainnya, depresi bukanlah tanda bahwa kita lemah. Mereka hanya perlu menerima berbagai pengobatan agar dapat sembuh dari depresi yang dialaminya. Jika kondisi tidak kunjung membaik, ada baiknya segera konsultasikan dengan psikiater. Mereka akan membantu menyembuhkan gangguan depresi melalui konseling atau psikoterapi sampai pemberian obat – obatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline