Pembelajaran fisika sering kali menjadi tantangan bagi siswa karena membutuhkan kemampuan analitis yang kuat dan pemahaman yang mendalam terhadap konsep-konsep abstrak. Fisika tidak hanya tentang rumus, tetapi juga tentang memahami bagaimana prinsip-prinsip tersebut berlaku dalam dunia nyata.
Dua pendekatan yang dapat mendukung siswa dalam menguasai fisika secara lebih mendalam adalah multi-representasi dan soal isomorfik. Melalui kedua pendekatan ini, siswa belajar untuk melihat konsep fisika dari berbagai sudut pandang dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang fleksibel.
Apa Itu Multirepresentasi?
Multirepresentasi adalah pendekatan yang menggunakan berbagai jenis representasi untuk menjelaskan satu konsep atau prinsip fisika. Misalnya, konsep percepatan dapat diilustrasikan melalui grafik, diagram vektor, dan persamaan matematika. Dengan menyediakan banyak representasi, siswa memiliki opsi untuk memilih cara yang paling mereka pahami, sekaligus mengaitkan berbagai representasi tersebut untuk membangun pemahaman yang utuh.
Contohnya, dalam konsep gerak lurus, siswa bisa melihat perubahan posisi benda dalam grafik, mengamati arah dan besar percepatan melalui vektor, serta mempelajari rumus yang menggambarkan gerak benda tersebut. Dengan multi-representasi, siswa lebih mampu memahami hubungan antar elemen dalam konsep fisika, sehingga pemahaman mereka menjadi lebih mendalam.
Apa Itu Soal Isomorfik?
Soal isomorfik adalah soal-soal yang memiliki struktur pemecahan yang sama tetapi disajikan dalam konteks yang berbeda. Tujuan dari soal isomorfik adalah untuk melatih siswa mengenali pola-pola dasar dalam berbagai situasi, membantu mereka memahami prinsip yang berlaku dan tidak hanya menghafal prosedur penyelesaian.
Misalnya, untuk konsep hukum Newton, sebuah soal dapat diberikan dengan skenario mobil yang didorong di jalan datar. Kemudian, soal yang isomorfik dapat diberikan dalam konteks seorang anak yang mengayuh perahu di danau. Meski konteks berbeda, struktur soal dan prinsip yang diterapkan tetap sama, yakni hukum Newton. Ini memaksa siswa untuk mengenali pola atau prinsip dasar yang mengatur soal-soal tersebut, sehingga pemahaman mereka terhadap konsep menjadi lebih kuat.