Lihat ke Halaman Asli

riska nuraini

suka menolong orang

Maulid Nabi dan Perlunya Kita Menjaga Sikap

Diperbarui: 21 Oktober 2021   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: republika.com

Beberapa orang sering bertanya kenapa tahun baru Islam / tahun Hijriah diperingati pada 1 Muharam ditandai dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, dan bukan kelahiran Nabi Muhammad. Kelahiran Nabi Muhammad telah kita peringati sebagai Maulid Nabi dan jatuh beberapa hari lalu.

Kedua peristiwa itu punya nilai penting dalam ajaran Islam. Pertama adalah peristiwa pindahnya nabi Muhammad dan para kerabat dan sahabat dari Makkah ke Madinah. Saat itu Makkah belum kondusif untuk penyebaran agama Islam karena penuh dengan pertikaian antara suku dan kelompok dan hukum belum tertata dengan baik.

Nabi belajar dari pengalaman situasi Makkah ketika beliau tiba di Madinah. Di Madinah beliau langsung membuat aturan yang bisa diterima oleh seluruh kelompok.  Aturan itu ternyata berhasil dan akhirnya Islam menyebar dengan baik, di sisi lain merka juga tidak mengalami pertikaian dengan kelompok lain seperti terjadi di makkah. Itulah makna hijrah yang penting dan dalam.

Sedangkan Maulid Nabi kita peringati sebagai hari lahir Nabi Muhammad dan merupakan hari besar di beberapa negara termasuk Indonesia. Selain peristiwa hijrah di atas, kenapa Maulid Nabi juga penting bagi kita.

Sosok Nabi Muhammad adalah sosok yang sangat layak dan harus kita teladani. Beliau bukan saja seorang nabi namun merupakan sosok  yang taat dan patuh kepada Allah, sebagai seorang pemimpin umat Islam dan merupakan tooh yang bisa mengharmonikan banyak kelompok dan suku. 

Beliau mampu menampilkan Islam yang damai dan dapat diterima oleh banyak kalangan. Sehingga tak heran dia jadi role model banyak banyak kalangan saat itu sampai sekarang.

Dalam bahasa gaul : Nabi Muhammad adalah panutan banget.

Kita mencintai dan meneladani semua sikap dan akhlak Nami Muhammad SAW yang begitu membawa rahmat bagi manusia dan kemanusiaan. Kita meneladani berarti kita juga harus mencintai apapun yang beliau cintai; beliau putuskan dan sikapi.

Tetapi yang kita saksikan sekarang, agak jauh dari teladan sang Nabi. Secara kasat mata kita bisa saksikan bahwa pengamalan agama sangat dangkal dan jauh dari esensinya mula-mula. 

Agama Islam terkesan tidak lagi meneladani sikap dan keputusan dari Nabi. Hijrah dalam Islam dipersempit sehingga orang lain seakan hanya meliahat Islam yang kaku dan pemarah. Bahkan kita sering melihat sikap-sikap eksklusif dan benar sendiri di tengah banyak hal yang harus kita lakukan bersama. Kedangkalan sikap ini tentu saja bertolak belakang dengan sikap Nabi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline