Lihat ke Halaman Asli

riska nuraini

suka menolong orang

Ramadan Jadi Ajang Menderadikalisasi Diri

Diperbarui: 19 Juni 2017   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deradikalisasi - jalandamai.org


Saat ini, seluruh umat muslim sedang menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh. Dalam ibadah ini, semua orang dituntut untuk bias mengendalikan hawa nafsunya. Semua sifat kejelekan yang ada di dalam diri, dibuang jauh-jauh agar tidak dilakukan lagi. Karena itulah, di bulan Ramadan ini semua orang berlomba untuk beribadah dan memperbanyak berbuat baik. Tidak hanya masyarakat yang terpelajar, masyarakat dari berbagai golongan pun asalkan dia meyakini berkah Ramadan, mereka akan berlomba-lomba mencari keberkahan Tuhan. Ramadan merupakan sekolah untuk merenung, introspeksi dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang humanis, toleran, dan tetap mengedepankan nilai-nilai agama.
Mari kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.

Ujaran kebencian masih saja terjadi. Bahkan di awal Ramadan sempat kita saksikan bagaimana aksi persekusi terjadi di berbagai daerah. Tidak hanya itu, aksi terorisme juga masih saja terjadi, bahkan semakin menjadi-jadi. Ramadan, justru dimaknai sebagai ajang untuk berlomba-lomba melakukan jihad yang tidak dibenarkan menurut ajaran agama. Menurut pemabahan kelompok radikal dan teroris, melakukan bom bunuh diri merupakan bagian dari jihad. Dan jika meninggal mati syahid dan otomatis akan masuk surga. Pada titik inilah pentingnya program deradikalisasi. Untuk apa? Agar masyarakat yang sudah terpapar virus radikalisme, bisa kembali menjadi pribadi yang toleran.

Deradikalisasi ada setelah semakin maraknya paham radikalisme di Indonesia. Paham yang cenderung berlindung dibalik nilai-nilai agama ini, seringkali mengedepankan kekerasan dalam setiap tindak tanduknya. Di Indonesia, banyak sekali bisa kita lihat perilaku kelompok intoleran. Kelompok teroris juga masih saja ada meski Densus 88 terus melakukan berbagai penangkapan. Mereka-mereka semua itulah yang sering membawa paham radikalisme. Karena budaya Indonesia tidak ada satupun yang mengajarkan kekerasan, maka yang terpapar virus radikalisme harus dilakukan deradikalisasi. 

Kenapa deradikalisasi penting? Karena program ini dipercaya bisa mengurangi dan menetralisir paham radikalisme dengan berbagai pendekatan. Itulah kenapa deradikalisasi lebih banyak ditujukan untuk para napi terorisme. Hal ini dimaksudkan agar setelah mereka menjalani hukuman, tidak kembali lagi menjadi teroris. Seiring perkembangan jaman, deradikalisasi sepertinya tidak lagi hanya ditujukan kepada napi terorisme, tapi juga harus ditujukan ke masyarakat luas. Banyak sekali masyarakat yang terpapar paham radikalisme, melalui media social. Bibit radikalisme itu harus segera dibasmi agar tidak berkembang menjadi tindakan.

Indonesia dinilai berhasil menanggulangi terorisme. Bahkan negara-negara maju mengapresiasi dan meminta Indonesia berbagi pengalaman menanggulangi terorisme tersebut. Tapi keberhasilan menanggulangi terorisme itu tidak menghilangkan ancaman terorisme. Karena itulah, menjauhkan bibit radikalisme dengan cara deradikalisasi penting dilakukan. Semua pihak harus aktif menyebarkan pesan damai, agar bisa menjadi kontra radikalisme yang sering dimunculkan di media social.

Jika kita merenungkan lebih dalam, dengan menjalankan semangat Ramadan saja, secara tidak langsung kita telah menderadikalisasi diri kita masing-masing. Yang awalnya suka mengatakan aib orang lain, di bulan puasa tidak lagi melakukan. Yang awalnya aktif menyebarkan kebencian, di bulan puasa justru memperbanyak istifghfar dan memohon ampun. Jika sebelumnya sering melakukan tindak kekerasan atas nama agama, sekarang justru sering pergi ke tempat ibadah dan memperbanyak perbuatan baik. Karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sudah semestinya semua orang bisa menderadikalisasi dirinya dengan menjauhkan diri dari paham radikalisme. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline