Lihat ke Halaman Asli

riska nuraini

suka menolong orang

Yuk, Bersama Menjaga Indonesia Damai

Diperbarui: 26 Desember 2016   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjaga Perdamaian - Kertas Putih Perdamaian

Akhir-akhir ini, ancaman serangan teror terus terjadi. Di kawasan Bintara, Bekasi, Jawa Barat, bom panci dengan berat 3 kilogram ditemukan dari tangan seorang perempuan. Dia adalah Dian Yulia Novi, mantan tenaga kerja wanita yang memilih menjadi pengantin, orang yang akan meledakkan bom panci tersebut di istana negara. Tidak lama kemudian, Densus kembali menemukan jaringan teroris Bekasi, yang digerakkan oleh Bahrun Naim, pemuda asal Solo yang saat ini diduga masih berada di Suriah. Jaringan teroris di Banten, Payakumbuh, Batam dan Deli Serdang di tangkap dalam waktu yang hampir bersamaan.

Beberapa hari lalu, terduga teroris kembali ditangkap di daerah Purwakarta, Jawa Barat. Dari 4 terduga yang ditangkap, 2 diantaranya meninggal karena mencoba melawan petugas. Dari kejadian tersebut ditemukan fakta bahwa mereka akan melakukan amaliyah pada pergantian tahun dari 2016 ke 2017. Bahkan ada dugaan, upaya teroris untuk meledakkan waduk Jatiluhur. Jika hal ini benar terjadi, dampak yang ditimbulkan akan sangat mengerikan. Bahkan kepolisian Jawa Barat memprediksikan dampak yang dimunculkan bisa melebihi bom WTC di Amerika Serikat.

Tertangkapnya para terduga teroris di beberapa tempat yang berbeda itu, jelas menunjukkan bahwa ancaman terorisme ini benar-benar nyata. Mereka ada di tengah masyarakat, dan bisa sewaktu-waktu muncul menjadi pelaku peledakan bom bunuh diri. Kelompok teroris masih menjadikan perayaan Natal dan Tahun Baru, sebagai momentum yang tepat untuk melakukan amaliyah. Mungkin kita masih ingat Natal tahun 2015 yang aman dari ancaman ledakan teroris. Tapi apa yang terjadi? Awal tahun 2016 jaringan Bahrun Naim berhasil meledakkan kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.

Di tahun 2016 ini, perayaan Natal berjalan damai meski ancaman itu masih ada. Kerja  cepat Densus 88 patut diapresiasi, yang berhasil menggagalkan rencana aksi amaliyah teroris. Apa yang terjadi jika rencana aksi teror ini tidak bisa digagalkan? Istana negara akan diledakkan, dan perayaan Natal akan diganggu dengan bom. Tentu hal ini akan memberikan dampak yang sangat mengerikan. Dan jika aksi teror terus terjadi, konflik sosial terjadi dimana-mana, hal ini akan dimanfaatkan kelompok teroris untuk masuk. Paham radikalisme dengan menjunjung tinggi konsep khilafah, diklaim sebagai alternatif solusi. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan.

Mari kita jadikan ancaman teroris ini, sebagai momentum untuk terus meningkatkan persatuan dan kesatuan negeri. Mari kita hilangkan rasa iri dengki, kita hilangkan kebencian kepada etnis atau agama tertentu, mari kita tingkatkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Ingat, toleransi merupakan ciri khas dari budaya negeri. Indonesia lahir dan tumbuh menjadi negara berkembang, karena keberagamannya. Jika keberagaman itu kemudian dipermasalahkan, hal itu tentu tidak bisa dibenarkan. Karena dengan menjunjung tinggi keberagaman, negeri ini akan semakin kaya baik dari sisi manusiawanya, ataupun budayanya.

Meski Indonesia berisi dengan keberagaman, faktanya negeri ini sangat mengedepankan perdamaian. Agama dan aliran kepercayaan yang ada, sama-sama mengedepankan perdamaian. Begitu juga dengan banyaknya suku yang ada di negeri ini, mereka semua sangat menghargai satu dengan yang lainnya. Pertanyannya, kenapa ketika peradaban mulai modern seperti sekarang ini, masih ada pihak-pihak yang mempermasalahkan keberagaman? Bukankah keberagaman itu merupakan anugerah dari Tuhan? Semoga bisa menjadi renungan bersama, agar kita tetap berusaha mewujudkan perdamaian di bumi ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline