Lihat ke Halaman Asli

Tak Ada Dede, Deddy Pun Jadi

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1357868556358213478

[caption id="attachment_234903" align="alignnone" width="400" caption="Sumber gambar: http://priakabut.blogspot.com/2012/11/deddy-mizwar.html"][/caption]

Setelah memutuskan untuk "berpisah secara baik-baik" dengan Dede Yusuf, calon gubernur incumbent Ahmad Heryawan menggandeng Deddy Mizwar untuk melaju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013-2018 mendatang. Keputusan ini dinilai cerdas. Berdasarkan pantauan sistematis percakapan yang terjadi di media sosial mengenai berbagai isu politik, yang dapat dilihat di http://politicawave.com/jabar per tanggal 7 Januari 2013, share of awareness terhadap Aher-Deddy mencapai 59,2%, dengan share of citizen sebesar 46,7%. Kedua parameter ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan keempat kandidat lainnya.

“Sang Jenderal Nagabonar” disandingkan dengan Aher bukan semata karena popularitasnya telah melambung lebih dulu di dunia entertainment. Di dunia asalnya, yakni di dunia seni peran, aktor karismatik ini memang tergolong produktif dalam menelurkan sederet karya monumental serta meraih berbagai penghargaan bergengsi. Bukan karya sembarang karya, karya-karya aktor kawakan, sutradara, sekaligus produser ini kentara dengan nafas religi dan edukasi. Tengok saja beberapa, seperti Lorong Waktu, Kiamat Sudah Dekat, Nagabonar, Para Pencari Tuhan, dan Alangkah Lucunya Negeri Ini. Dengan reputasi tersebut, “Sang Jenderal” yang berpenampilan teduh dan sederhana ini tampaknya telah mendapat tempat istimewa di hati masyarakat.

Kiprah Deddy di panggung politik, bukannya tanpa pengalaman sama sekali. Menjadi nominator tampaknya merupakan hal yang sudah biasa bagi beliau, tidak hanya dalam bidang seni tetapi juga di bidang politik. Deddy dan Mayjen (Purn) Saurip Kadi pernah diusung sebagai menjadi kandidat dalam Pemilu Presiden RI 2009. Namun menjelang pelaksanaan pemilu, kabar pencalonan kedua nama tersebut meredup. Masih pada tahun 2009, Deddy bersama Saurip Kadi melaporkan Presiden SBY ke KPK atas dugaan korupsi dalam kebijakan pemberdayaan rakyat miskin. Tetapi seiring dengan ramainya pesta Pemilu, laporan tersebut tak terdengar lagi kabarnya. Bersama para seniman lainnya, Deddy juga tampil dalam aksi mendukung KPK. Baru-baru ini, dalam Pemilihan Gubernur DKI lalu, nama Deddy pernah digadang-gadangkan menjadi Cawagub mendampingi Jokowi.

Kini "Sang Jenderal" yang sukses merebut hati jutaan penonton televisi, akankah juga mampu merebut hati masyarakat Pasundan? Kita lihat saja!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline