Lihat ke Halaman Asli

Risda Putri Indriani

Hai! Panggil saya Risda !

Ebbinghaus: Penelitian Mengenai Lupa

Diperbarui: 1 November 2022   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

            Hermann Ebbinghaus (1850-1909) merupakan seorang psikolog Jerman yang meneliti tentang ingatan. Penelitian dilakukan dengan menunjukkan beberapa kata tidak bermakna kepada sejumlah orang dan meminta mereka untuk mengingat kembali dan menyampaikan apa yang telah dipelajari. Satu jam pertama, seseorang mampu mengingat 40 kata, namun 2 hari dan seterusnya hanya 20% kata yang mampu diingat.

            Eksperimen ini menunjukkan bagaimana ingatan bekerja dan bagaimana bisa terjadi lupa. Lupa adalah kegagalan untuk memanggil kembali informasi yang sebelumnya disimpan diotak. Ada beberapa aspek mengenai kunci dari ingatan yang disampaikan Ebbinghaus:

1. Ingatan melemah seiring berjalannya waktu

Jika kita mempelajari sesuatu yang baru, tetapi kemudian tidak berusaha untuk mempelajari kembali informasi itu, kita akan semakin sedikit mengingatnya seiring dengan berlalunya jam, hari, dan minggu

2. Penurunan retensi terbesar terjadi segera setelah pembelajaran

Ketika banyak informasi masuk secara bersamaan, maka hal itu akan segera dilupakan. Maka dari itu, sesi penguatan di akhir pembelajaran diperlukan untuk mencegah terjadinya lupa.

3. Lebih mudah mengingat sesuatu yang berarti

Informasi yang memiliki arti biasanya akan dibaca berulang kali dan menjadi ingatan jangka panjang. Informasi tersebut akan disimpan karena anda memiliki kepercayaan bahwa informasi tersebut dapat berguna di suatu hari.

4. Perasaan memengaruhi seberapa baik untuk mengingat

Ebbinghaus pecaya bahwa faktor psikologis seperti stress dan tidur memainkan peran penting dalam menyimpan informasi. Stres merupakan faktor yang membuat informasi sulit untuk diingat. Sedangkan tidur dapat membantu otak untuk menyortir dan menyimpan suatu informasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline