Lihat ke Halaman Asli

Cinta yang Menangisi Luka

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sempat padanya (cinta) ku bertanya.

Gerangan apa dia(cinta) menangis?

Jawabnyalukapergi dan menghilang.

Kutanya kemana?

Jawabnya tak tahu.

Aku merasa heran./Mengapa kau menangis? Harusnya kau bahagia./ Tak adaluka makakau (cinta) akan menjadi utuh tak tergores, takkan pernah meneteskan air mata. /Takkan ada sedih hanya tawa.

Dia (cinta) diam dan tersenyum pahit.

Kau Tanya mengapa?

Jawabnya kau pun tahu, katanya: aku (cinta) takkan sempurna jika tak bersamaluka./ Karenalukayang mengajarkan seperti apa aku (cinta) yang sesungguhnya./ Tanpalukaaku (cinta) hanya kepalsuan dibalik tawa, aku (cinta) takkan pernah tahu bagaimana cara bangkit dari keterpurukan./ Tanpaluka, aku (cinta) tak pernah sekuat ini.

Dia (cinta) balik bertanya. Kau tahu mengapa kau sekuat ini sekarang? Pernahkah kau sadar?

Karena ada aku (cinta) dan dia(LUKA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline