Lihat ke Halaman Asli

Binti Risalatus Salafiyah

Mahasiswa PAI IAIN Jember

Mengkaji Aliran Filsafat Perennialisme di Dunia Pendidikan

Diperbarui: 21 Mei 2020   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaikum kompasianer!!

Kali ini pembahasan kita adalah filsafat pendidikan perennialisme nih guys:)

Ok! Lets read and enjoyyy..

Perennialisme sendiri berasal dari dua kata yaitu perren yang artinya abadi/kekal/tiada akhir dan isme yang bermakna aliran. Jadi dapat kita analogikan perennialisme adalah sebuah aliran filsafat yang mempercayai adanya nilai-nilai dan norma-norma abadi yang berakar dari realitas budaya. Perihal pendidikan, perennialisme memandang bahwasanya pendidikan harus dilatar belakangi oleh nilai-nilai kultural terdahulu, dimana aliran ini mempunyai kekhawatiran terhadap dunia modern yang dapat membawa krisis dalam segala hal.

Perennialisme juga memiliki khas yang menjadi pembeda dengan aliran filsafat lainnya, antara lain:

1. Penganut prinsip regresif, yang artinya kembali pada nilai-nilai dan prinsip dasar pada masa Yunani Kuno atau abad pertengahan

2. Tujuan menurut aliran ini adalah kandungan dari realita

3. Perennialisme percaya bahwa belajar adalah bentuk dari disiplin mental

4. Kekayaan tertingg dianggap berada di balik alam

        Aliran perennialisme sangat berambisi dalam hal mengabadikan kembali nilai-nilai masa lampau, karena menurut mereka zaman modern lah yang dapat merusak nilai-nilai manusia. Zaman modern juga dianggap sebagai zaman yang sakit karena menjadi penyebab terjadinya krisis di berbagai bidang, seperti dalam hal tingkah laku dan kebiasaan-kebiasaan yang bersebrangan dengan budaya terdahulu.

        Akar dari aliran ini adalah adanya sebuah pertentangan tehadap aliran progesivisme yang menekankan adanya perubahan dan pembaharuan. Berkebalikan dengan aliran progresivisme, perennialisme justru menawarkan adanya jalan mundur dengan mennggunakan kembali nilai-nilai terdahulu melalui media pendidikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline