Taiwan merupakan negara yang terletak di kawasan Asia Timur, dimana suku aslinya bernama Formosa yang termasuk bangsa Austronesia yang telah ada di Taiwan jauh sebelum bangsa Han bermigrasi.
Asal nama Formosa sendiri berasal dari bangsa Portugis yang memberi nama Taiwan dengan sebutan Ilha Formosa yang dalam bahasa inggris memiliki arti beautiful island. Hal tersebut karena Taiwan memiliki keragaman alam yang indah menurut bangsa Portugis sehingga sejak saat itu penduduk asli Taiwan dikenal sebagai Suku Formosa yang merupakan kelompok orang berbahasa Austronesia yang terbagi kedalam belasan suku.
Dimana suku-suku pecahan dari Suku Formosa ini memiliki ciri-ciri fisik yang sama dengan suku Dayak di Kalimantan, Indonesia. Hal yang membuat suku Formosa memiliki kemiripan ciri fisik dengan suku Dayak di Kalimantan karena pada ribuan tahun yang lalu bangsa Austronesia melakukan migrasi ke Nusantara dan beberapa negara lainnya seperti Madagaskar, Malaysia, Filipina, dan Oseania.
Semenjak suku Han yang berasal dari Tiongkok melakukan migrasi secara besar-besaran pada abad ke-17 membuat suku Formosa ini menjadi tergeser keberadaannya di Taiwan.
Munculnya bahasa nasional di Taiwan juga mengikis penggunaan bahasa asli yang digunakan oleh suku Formosa, hal tersebut karena kebiasaan yang dimiliki suku Formosa dinilai barbar sehingga tidak boleh untuk dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.
Republik Rakyat Tiongkok sendiri menyebut suku Formosa sebagai gaoshan yang secara harfiah memiliki arti suku bangsa gunung tinggi sementara di Taiwan kata khaosan digunakan sebagai istilah dalam merujuk kelompok-kelompok pribumi yang hidup di pegunungan Taiwan.
Budaya bangsa Austronesia di Taiwan ini dapat dilihat dari adanya Formosan Aboriginal Culture Village yang terletak di Kotapraja Yuchi, Kabupaten Nantou, Taiwan yang terdiri dari sembilan desa di lereng bukit di atas Amusement Isle.
Bangunan-bangunan tersebut direkonstruksi ulang oleh para antropolog pada tahun 1930-an, di tempat tersebut juga para pengunjung dapat mencari tahu lebih dalam terkait budaya suku Formosa Aborigin bersamaan dengan budaya Tiongkok yang ada di Taiwan.
Suku Formosa Aboriginal ini dapat dikatakan menarik untuk dipelajari karena sejak 8000 tahun yang lalu hingga saat ini masih tetap lestari, salah satunya dapat dilihat dari taman hiburan yang ada di desa tersebut yang masih menampilkan pertunjukan budaya asli, arsitektur, pakaian tradisional, hingga kerajinan tangan.
Saat pertunjukkan tersebut mereka akan tampil dengan pakaian adat berwarna merah dengan aksen hitam penuh manik-manik serta menggunakan hiasan kepala dari bulu binatang diiringi dengan musik tradisional.
Hingga saat ini diketahui jumlah penduduk asli suku Formosa terdiri antara 400 ribu hingga 500 ribu jiwa dari total penduduk Taiwan yang sekitar 23 juta jiwa, suku asli Taiwan ini diketahui banyak mendiami Taiwan bagian timur dari utara menuju selatan yang sebagian besar tinggal di dataran rendah dan sisanya di dataran tinggi. Berbicara terkait kebudayaan di Taiwan, banyak dari masyarakatnya yang masih mempercayai dan menerapkan nilai-nilai tradisi konfusianisme.