Lihat ke Halaman Asli

Earth Hour Sepanjang Tahun di Tanah Kami

Diperbarui: 20 Maret 2016   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Penulis berfoto bersama masyarakat dusun Rammang-rammang yang berada dekat dari lokasi wisata Rammang-rammang Maros, Sulawesi Selatan (Dok. Pribadi)"][/caption]Earth hour dilaksanakan hampir tiap tahun dihampir seluruh penjuru dunia. tujuannya mulia, untuk menghemat energi yang kian hari kian menipis dan melonjak harganya, juga untuk menjaga pasokan listrik.

Di Indonesia sejak 2009, program ini terbukti dapat mengurangi penggunaan energi listrik hingga ribuan megawatt.

Namun, 70 tahun indonesia merdeka, selama itu pula puluhan keluarga yang tinggal diantara objek wisata Rammang-Rammang kabupaten Maros, Sulawesi Selatan tak menikmati cahaya penerangan dari listrik, yang ada hanya pelita yang dibuat dari minyak tanah dan sumbu dari kain bekas pakaian yang disobek dan ditenggelamkan kedalam minyak tanah pada botol kaleng.

Berada di objek wisata terkenal, rupanya tak membuat daerah ini dilirik oleh pemerintah kabupaten Maros.

Tiap malam, tak ada kerlip cahaya di tempat ini. Padahal, dusun ini hanya terletak beberapa kilometer dari gardu listrik milik PLN.

Banyak keluarga yang menggantungkan nasibnya sebagai pembuat perahu yang membutuhkan peralatan modern untuk memudahkan proses pembuatan perahu yang nantinya akan dijadikan sebagai perahu sewa untuk wisatawan yang ingin berkeliling di kawasan Rammang-rammang.

Sebenarnya, beberapa tahun yang lalu, beberapa unit sel surya untuk membangkitkan energi listrik dibagikan ke beberapa kepala keluarga. namun karena minimnya pengetahuan dan tidak adanya sosialisasi kepada masyarakat yang menerima bantuan tersebut, unit sel surya yang lengkap dengan aki dan inverter tersebut rusak dan tak dapat digunakan lagi.

Di beberapa rumah, kita masih bisa melihat instalasi listrik lengkap dengan lampu pijar yang menggantung di teras teras rumah, namun, lampu pijar tersebut tak lebih dari sekedar pajangan karena tak pernah lagi digunakan.

Dusun Rammang-rammang mungkin hanya contoh kecil keegoisan dan timpangnya pertumbuhan kesejahteraan masyarakat Indonesia. pusat kota dipoles seindah mungkin namun melupakan mereka yang berada di pinggiran. 

Saat dunia gelap gulita pada perayaan earth hour, sejam setelahnya, lampu lampu pijar akan kembali menerangi kota-kota metropolitan di berbagai penjuru dunia, tapi tidak untuk mereka, (mungkin) mereka akan tetap merasakan kegelapan hingga perayaan earth hour tahun depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline