Lihat ke Halaman Asli

Pengendara Motor yang Melawan Arus Sudah Menjadi Budaya?

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(diunduh dari google)

 

pernahkah anda melihat atau mengalami pengendara motor yang melawan arus? kemudian saat pengedara tersebut diperingati malah pengedara tersebut menjawab ucapan lebih keras? 

itulah fenomena yang dihadapi di kota Jakarta, kemacetan bukan hanya karena volume kendaraan bermotor yang bertambah setiap harinya tetapi di tempat tertentu kemacetan bisa disebabkan karena kendaraan yang setia pada jalurnya harus berhadapan dengan pengendara motor yang melawan arus. keadaan ini didukung pula dengan adanya petugas "tidak resmi" yang terdiri dari para pemuda (mungkin berasal dari daerah tersebut) yang mengambil kesempatan mencari segenggam uang receh dari kemacetan yang terjadi dengan alasan membantu supaya lancar.

fenomena ini bukan barang baru dan saya yakin pula pak Polisi mengetahui hal ini, tetapi kenapa sulit sekali mengatur para pengendara motor ini? apakah karena membawa kendaraan yang lebih kecil bisa nyelap nyelip? atau karena melihat kesempatan dalam kesempitan (tidak ada Polisi Lalu lintas)? atau karena ikut-ikutan kendaraan yang didepannya yang bisa searah dan bisa melawan arus? 

tetapi jika kita bertanya ke pengedara bermotor mereka pasti tahu kalau mereka berbuat saah dengan melawan arus, tetapi akhirnya mereka pun akan mencari pembenaran seperti harus pulang cepat-cepat, ga ada polisi yang mengawasi, karena jalurnya lebih macet, atau karena kalau mau putar balik terlalu jauh. Begitu banyak alasan yang diungkapkan sebagai pembenaran tetapi bukan kebenaran.

apakah fenomena melawan arus ini menjadi sebuah kebudayaan tersendiri di kota Jakarta?

pengedara motor yang melawan arus akan menjadi budaya tersendiri walaupun mereka tahu apa yang dilakukan adalah salah dan akhirnya menantang maut. Pengendara motor yang selalu melawan arus di daerah tersebut akan memberikan persepsi bagi pengendara motor lain yang baru pernah lewat bahwa ditempat situ aman, bisa melawan arus dan lebih cepat samapi ditujuan. kesalahan kolektif yang terjadi makin lama akan makin besar dan tumbuh subur di daerah tersebut.

Diperlukan prinsip yang kuat dari seorang pengendara motor untuk tetap pada aturan dan jalurnya dengan tidak melawan arus, untuk tidak berbuat salah secara kolektif (bersama-sama) dan ada kalanya pengendara motor dan mobil yang benar pada jalurnya berani untuk tidak memberikan jalan bagi mereka yang melawan arus dan pada akhirnya yang paling penting adalah diperlukan ketegasan dan pengawasan yang lebih kuat, berkelanjutan (bukan hanya situasional jika ada momen tertentu) oleh Petugas Kepolisian Lalu lintas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline