Lihat ke Halaman Asli

Suci Santy Risalah

Risalah Husna

(KPK Gerebek #19) Menikmati Kopi dan Sunday Brunch di Discovery Hotel Ancol

Diperbarui: 4 Oktober 2015   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Michael Wongso"]
[/caption]Coffee Talk

Ramainya timeline sosial media soal peringatan Hari Kopi Internasional, Hotel Discovery Ancol pun tidak mau ketinggalan. Pada hari Minggu, 27 Februari 2015, Hotel yang berada di kawasan Ancol ini menggelar acara bertajuk “Coffee Talk”.

Saya dan beberapa teman blogger lain beruntung bisa menghadiri acara ini. Nara sumber yang  dihadirkan pun memang sangat kompeten dalam seluk beluk kopi. Michael Wongso, General Manager dari Opal Coffee yang berbagi semua tentang kopi. Mulai dari pembibitan, perawatan hingga masa panen tiba. Tidak sampai disitu, Michael pun berbagi soal produksi kopi di Opal Coffee. Sebuah perusahaan kopi nasional yang produknya sudah diekspor ke mancanegara.

Michela menjelaskan sejarah kopi yang ternyata dulu merupakan minuman rahasia yang hanya bisa dinikmati di wilayah Arab dan Afrika. Kemudian, ada seorang pedagang India yang berhasil membawa Kopi hingga keluar kawasan Arab. Kini, kopi bisa kita temui hampir di seluruh penjuru dunia. Namun, hanya beberapa wilayah saja yang mampu menghasilkan kopi terbaik.

Proses pembibitan kopi sendiri memebutuhkan waktu yang tidak sebentar. Disemai dari biji, kemudian harus  menunggu waktu hingga 2 bulan untuk bisa tumbuh menjadi tunas. Setelah berusia 6-7 bulan, bibit kopi tersebut dipindahkan ke dalam polybag dan lagi-lagi kita harus menunggu sampai ia tumbuh besar. Ketika berusia 3 tahun, tanaman kopi ini baru mengeluarkan buahnya. Namun, belum bisa dipanen karena belum memiliki rasa yang khas. Barulah ketika usianya 5 tahun, tanaman kopi bisa dipanen. Buah kopinya juga sudah memiliki aroma yang khas.

Opal Coffee memilki kebun kopi sendiri di wilayah Sumatera Utara dengan luas lahan mencapai 500 hektar. Produksi untuk kebutuhan ekspor mencapai 6000 ton per tahunnya. Jumlah tersebut dipenuhi dengan cara bekerjasama dengan petani kopi setempat. Opal Coffee sudah mengekspor kopinya ke seluruh dunia, namun Jepang dan USA lah yang paling tinggi tingkat ekspornya.

Indonesia masih menjadi negara penghasil kopi terbaik di dunia. Semuanya tidak lepas dari para petani kopi di Indonesia yang masih melakukan proses tradisional dalam menjaga kualitas kopi. Di Opal Coffee sendiri, proses sortir kopi dengan cara manual atau biasa disebuat hand pick, masih menjadi andalan. Karena, dengan proses ini kualitas kopi dapat terjaga dengan baik. Inilah yang menjadikan kopi Indonesia sangat terkenal karena kualitasnya.

Setelah proses sortir, maka kopi akan masuk ke dalam proses sangrai. Untuk menjaga rasa sesuai dengan yang diinginkan pasar, maka kopi-kopi tersebut akan dicoba oleh para ahlinya. Dan, proses ini menentukan apakah kopi layak jual atau tidak.

Saya termasuk orang yang masih jadi peminum kopi, belum jadi pecinta. Karena, menurut Michael, seorang pecinta kopi biasanya akan minum kopi tanpa gula. Saya masih suka dengan cappucino dan latte. Ya, jadi saya belum disebut sebagai pecinta kopi.

Setelah sesi talkshow tentang  kopi, Opal Coffee menantang peserta yang hadir untuk ikut dalam barista and latte art competition. Kami diminta untuk menyiapkan kopi sampai menghias kopi dengan cara melukisnya, istilahnya adalah latte art.

[caption caption="Latte Art Karya Peserta "]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline