Lihat ke Halaman Asli

Seluk Beluk Sendang Made

Diperbarui: 8 Februari 2016   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Sendang Made adalah sebuah tempat peristirahatan para raja di Pulau Jawa. Mengapa di beri nama Sendang Made, karena sendang ini lokasinya berada di desa Made, kecamatan Kudu, kabupaten Jombang. Sendang Made ini berbentuk seperti kolam yang berukuran 8 X 11 meter. Selain Sendang Made masih ada kolam lain yang berukuran lebih kecil di sekitar lokasi. Misalnya Sendang Payung, Sendang Padusan, Sendang Sinden, Sendang Omben dan Sendang Drajat. Dan di dalam sendang tesebut(di kolam)berbagai ikan hidup disana,sampai ikan yang berukuran seperti bayi ada disana. Ikan tersebut biasa dipercaya sebagai pengabul keinginan jika seorang melemparkan koin kedalam sendang tersebut dan mengucapkan permintaan dan itu dipercaya warga sekitar sebagai kepercayaan masing-masing. Sementara itu berbagai peninggalan sejarah juga berada disana seperti patung-patung dan gubug yang umurnya sudah beratus-ratus tahun. Lalu adanya larangan untuk membangun atau merenovasi sebagian atau seluruh bangunan yang ada di kompleks Sendang Made. Ini adalah sebuah Pantangan yang masih berlaku sampai sekarang. Pantangan ini bermaksud untuk menjaga nilai sejarah Sendang Made yang menjadi tempat peristirahatan para raja di tanah Jawa.

            Dahulu Sendang Made ini bermula dari kisah pernikahan putri Prabu Darmawangsa yang bernama Dewi Sekarwati dengan seorang pangeran dari kerajaan Bali yang bernama Airlangga, Ketika pesta pernikahan sedang berlangsung, tiba-tiba kota Watan diserbu Raja Wora wari yang berasal dari Wulawarman(Tulungagung), mereka merupakan sekutu Kerajaan Sriwijaya. Akhirnya kehidupan mereka menjadi tidak tenang. Kemudian Dewi Sekarwati dan Prabu Airlangga diselamatkan oleh Prabu Narotama ke gunung Lawu karena Prabu Narotama merasa kasihan dengan kedua pasangan tersebut, akhirnya mereka segera pergi beserta dengan dayang-dayang yang menemaninya menuju gunung lawu. Namun sebelum sampai ke Gunung Lawu mereka berakhir di sebuah kolam(Sendang Made) karena merasa menurut mereka itu adalah tempat yang cocok untuk persinggahan mereka. Sejak kejadian itu Sendang Made berfungsi sebagai tempat menyepi atau meditasi Prabu Airlangga dan istrinya, dengan dijaga dayang-dayang dan pasukan yang bersama mereka.Terdapat sebuah ruangan yang dipercaya sebagai tempat peristirahatan Prabu Brawijaya dan bala tentaranya pada jamannya. Akhirnya sampai sekarang ini Sendang Made mengandung nilai histori yang sangat kental dan masih banyak orang yang mempercayai akan itu.

            Berbagai manfaat dari Sendang Made yang dipercayai masyarakat sebagai tempat peristirahatan para raja di Pulau Jawa. Seperti, sebagai tempat para sinden dan dalang berendam pada kolam(sendang tersebut),sebagai tempat pariwisata, sebagai tempat perkumpulan atau acara-acara besar,dan terkadang sebagai tempat foto pernikahan atau yang lainnya. Sendang Made sendiri memang sangat indah karena berbagai pohon besar dan sudah berumur ratusan tahun masih berdiri kokoh dan asri. Bangunan tua dan kayu-kayu yang digunakan membangun gubug tersebut masih kuat dan tidak rusak sama sekali,padahal Sendang Made tersebut tidak boleh direnovasi.

1.      Nilai Moral

” Kemudian Dewi Sekarwati dan Prabu Airlangga diselamatkan oleh Prabu Narotama ke Gunung Lawu karena Prabu Narotama merasa kasihan dengan kedua pasangan tersebut”. Dari cuplikan tersebut dapat diketahui nilai moral yang terkandung yaitu kita harus saling tolong menolong kepada sesama yang membutuhkan.

2.      Nilai Agama

“Ikan tersebut biasa dipercaya sebagai pengabul keinginan jika seorang melemparkan koin kedalam sendang tersebut dan mengucapkan permintaan dan itu dipercaya warga sekitar sebagai kepercayaan masing-masing”.Dari cuplikan tersebut dapat diketahui nilai agama yang terkandung yaitu masyarakat masih percaya dengan hal-hal yang bersifat mistis/goib,selain itu masyarakat masih banyak yang menyembah patung atau yang lainnya.

3.       Nilai Kebudayaan

“Lalu adanya larangan untuk membangun atau merenovasi sebagian ataupun seluruh bangunan yang ada di kompleks Sendang Made. Ini adalah sebuah Pantangan yang masih berlaku sampai sekarang”.Dapat dilihat dari kutipan tersebut bahwa nilai kebudayaan yang terkandung adalah masyarakat masih menjaga nilai sejarah yang ada di Sendang Made dengan tidak merenovasi atau memperbaiki Sendang Made.Karena budaya yang ditanamakan jika mereka melakukan renovasi maka akan terjadi sesuatu atau pantangan yang tidak boleh dilakukan meski pantangan tersebut bermaksud untuk melestarikan nilai sejarah dari Sendang Made.

 

By : Risa Dwi.P

X_SOC TIN/PI

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline