Lihat ke Halaman Asli

Risa Dwi Arianti

Universitas Jenderal Soedirman

Mana yang Lebih Sehat? Es Teh atau Es Jeruk?

Diperbarui: 29 November 2023   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: pexels.com

Meminum minuman dingin setelah makan merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak orang. Hal tersebut dikarenakan minuman yang dingin mampu memberikan kesegaran bagi seseorang yang meminumnya. Contoh minuman dingin yang paling digemari oleh banyak orang adalah es teh dan es jeruk. Kedua minuman ini sering kali dijadikan sebagai menu pendamping makan sebagian besar orang. Selain rasanya yang segar, harga yang cukup ekonomis juga menjadi alasan seseorang memilih es teh atau es jeruk sebagai pendamping makan. 

Teh mengandung berbagai senyawa yang bermanfaat bagi tubuh, salah satunya yaitu tanin. Tanin berguna bagi tubuh sebagai penangkal radikal bebas karena senyawa ini mengandung antioksidan yang tinggi. Jeruk sendiri memiliki kandungan vitamin C yang tinggi yakni berkisar antara 27-49 mg/100 gram daging buah. Vitamin C dalam jeruk memiliki manfaat sebagai antioksidan yang berguna untuk mencegah kerusakan sel akibat aktivitas molekul radikal bebas. 

Di balik persamaan keduanya sebagai sumber antioksidan, ternyata kedua minuman ini memberikan pengaruh yang berbeda terhadap penyerapan zat gizi pada tubuh. Kandungan tanin yang terdapat dalam teh ternyata dapat mengganggu reabsorpsi zat besi (Fe) dalam tubuh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, kandungan tanin dalam teh akan dapat mengikat zat besi pada makanan yang dicerna, sehingga dapat menghambat penyerapan zat besi (Fe) dalam saluram cerna (Royani et al, 2017). Sehingga, mengonsumsi es teh setelah makan perlu dihindari supaya tubuh kita tetap dapat menyerap zat besi dari makanan yang dikonsumsi.

Berlawanan dengan es teh, es jeruk mengandung vitamin C yang dapat membantu proses penyerapan zat besi dalam tubuh. Menurut Astuti dalam Ayupir (2021) vitamin C dapat meningkatkan lipat absorpsi besi dalam bentuk non-heme sebanyak empat kali lipat, hal tersebut dikarenakan vitamin C mereduksi besi ferri menjadi besi ferro dalam usus halus, sehingga mudah diabsorbsi. Oleh karena itu, apabila kita mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi, alangkah baiknya kita memilih untuk mengonsumsi es jeruk.

Setelah mengetahui perbedaan pengaruh dari es teh dan es jeruk bagi penyerapan gizi makanan yang kita makan, kini kita hanya perlu menyesuaikannya dengan makanan yang kita konsumsi. Selain itu, kita juga bisa menyesuaikan waktu konsumsinya agar manfaat dari kedua minuman tersebut dapat terserap dengan baik oleh tubuh. Es jeruk cocok dikonsumsi saat sedang makan karena tidak akan mengangganggu penyerapan zat besi pada makanan. Sedangkan es teh yang kandungan taninnya dapat menghambat penyerapan zat besi, bisa diminum terpisah setelah makan minimal satu jam. 

Kesimpulannya, ditinjau dari segi kecocokan kandungan minuman dengan makanannya, es jeruk menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan es teh. Namun bukan berarti kita tidak boleh lagi meminum es teh. Es teh tetap dapat diminum di luar jam pencernaan makanan yang kita makan.

Referensi:

Ayupir, A. (2021). Pendidikan Kesehatan dan Terapi Tablet Zat Besi (Fe) Terhadap Hemoglobin Remaja Putri. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 5(3). 

Royani, I., Irwan, A. A., & Arifin, A. (2017). Pengaruh mengonsumsi teh setelah makan terhadap kejadian anemia defisiensi besi pada remaja putri. UMI Medical Journal, 2(2), 20-25

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline