Lihat ke Halaman Asli

Kecelakaan yang merenggut nyawa suamiku

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pelayan baru saja datang membawa hidangan pesanan kami, ketika handphone suamiku, mas Lukman berdering.

“ Halo, ya? Gimana? Udah ada didepan? Ok, aku kesana.”

Kupandangi mas Lukman yang berjalan ke luar dari warung makan. Tak ada rasa curiga. Dia biasa seperti itu. Bahkan saat jam istrahat seperti sekarang ini, ada saja klien yang mencarinya. Sambil tersenyum kearah pelayan yang selesai mengatur makanan kami, aku mengelus kepala anakku yang baru berusia tiga tahun.

“ Ma, Iyan mau makan..” pinta anakku. Kuelus lagi rambutnya.

“ Sabar ya sayang. Tunggu papa.”

“ Nggak mau. Iyan mau makan sekarang.” Anakku mulai merengek. Mungkin benar dia merasa lapar. Sejak tadi pagi dia hanya minum susu dan belum memasukkan makanan apapun ke dalam mulutnya.

Aku belum bereaksi ketika anakku menarik gelas berisi air es didepannya. Kuperhatikan dia pelan-pelan menarik gelas itu dan meminum airnya. Hanya sekian detik aku palingkan wajah dari anakku ke handphone yang berbunyi ketika suara benda pecah terdengar begitu dekat denganku. Dengan cepat kutaruh Handphone kembali ke dalam tas.

Wajah anakku terlihat ketakutan karena baru saja menjatuhkan gelas berisi air es tersebut.

“ Sayang..pelan-pelan megang gelasnya. Udah, Iyan menyingkir dulu ya..biar mas nya yang bersihin.”

Kataku untuk menenangkan anakku yang terlihat begitu bersalah. Kutarik dengan lembut tubuhnya merapat ke tubuhku. Sambil terus meminta maaf atas nama anakku sesekali kulihat suamiku yang masih berdiri di depan warung. Dia tidak lagi menelpon. Aku mengira sebentar lagi dia akan bergabung bersama kami, karena itu selesai pelayan warung membersikan pecahan kaca aku segera berbalik menghadap ke meja.

Segera kuaturkan makanan untuk anakku. Iyan menunjuk-nunjuk makanan yang disukainya. Dia paling suka ayam goreng dan cah kangkung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline