Lihat ke Halaman Asli

Untuk Sang Calon Mertuaku, Siapa pun itu...

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hay calon mertua. Hemmm apa kata "Hay" tadi kurang sopan? Baiklah, Assalamu'alaikum, calon mertua ku. Siapapun dan dimana pun itu.
Perkenalkan, nama ku Riris. Yang Insya Allah akan menjadi calon menantumu. Sebelumnya, salam cinta ku untuk anakmu yang kelak akan menjadi imam dalam hidupku. Kembali pada diriku, aku wanita yang tak gemar memasak namun mampu menulis cerita untuk anakku kelak agar cepat tidur. Aku senang sekali menulis, apa saja. Wanita yang pandai menulis, menurutku sangat keren. Untuk urusan masakan, bukankah, sekarang banyak penjual makanan cepat saji. Jadi untuk apa aku memasak? Haha tidak, itu kukatakan karena aku tidak bisa memasak. Tidak, aku bisa memasak tetapi mungkin... ah sudahlah, aku sudah "minus" di mata Anda sekarang..
Menulis memang keahlianku, tapi entah untuk membacakan dongeng untuk anakku. Bisa atau tidak? Tapi yah, aku bisa mengajari anakku bermain basket, badminton atau olahraga lainnya. Bukankah itu penting? Olahraga sehat dan menyenangkan.
Untuk urusan bangun pagi, aku memang bisa.. Hanya saja aku suka terlelap kembali jika terlalu lama berada di kasur. Apa wanita yang bisa bangun pagi menjadi syarat calon menantu idaman? Kalau saja iya berarti aku telah gugur sebelum berperang. Tapi, tunggu dulu! Aku bisa membuat hal kreatif lainnya agar anggota keluarga senang. Tidak tertarik ya, bu mertua? Baiklah..
Sejujurya, bu calon mertua.. Aku ini agak sedikit tomboy begitu. Keluarga, tetangga, teman memandangku sebagai wanita yang tidak seperti wanita, mmm bagaimana ya mengatakannya. Bahkan jika anakmu itu melihatku, mungkin akan memandangku sama. Wanita tomboy! Tapi, jangan salah.. Tubuhku yang tinggi ini mungkin cocok menjadi model. Itupun kalau aku mau, kalau tidak mau jangan dipaksa ya, Bu calon mertua.. Menantu idaman, tidak harus berparas ayu bak model kan?
Aku suka menjalin komunikasi dengan Tuhan ku. Menjalankan perintahNya dan yahhhh setidaknya ada laranganNya yang aku hindari. Bukan bermaksud untuk riya, hanya saja aku ini sedang mempromosikan diri sebagai wanita shalehah yang selalu diidamkan mertua dimana pun itu. Tapi maaf, Bu calon mertua, aku ini belum bisa menutup aurat, berhijab. Tetapi, Insya Allah akan tetap menjaga perilaku ku. Atau jangan-jangan, wanita tak berhijab seperti aku bukan menantu idaman mu? Oh GOD! Aku telah gugur sebelum aku bertemu anakmu..
Pada intinya, aku adalah wanita yang tidak seperti wanita lainnya. Lembut, halus. Haaaa, bukan aku tak menginginkan dan berusaha untuk menjadi wanita seperti itu. Hanya saja, ah! Aku tak tau harus mengatakannya darimana. Maaf, Bu calon mertua, aku terlalu nyaman dengan diriku sekarang. Sering berkutat dengan tulisan ku dibanding mencari resep masakan. Atau lebih suka dengan sepatu basket daripada memaksakan kaki tersiksa dengan heels.
Untuk calon mertuaku, siapapun dan dimana pun itu. Maaf, untuk ketidaksempurnaanku. Salam, untuk anakmu. Bilang padanya, untuk menghindariku..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline