Pagi itu mahasiswa sdh berada di ruangan kuliah, padahal hari masih pagi, jam tanganku menunjukan pukul 6.45, termasuk aku yang biasanya datang "tepat waktu" hari itu datang lebih awal dari biasanya.
Udara dingin yg menusuk tulang memaksa ku untuk tetap menggunakan sweater walaupun sdh berada didalam kelas.
"Mir, buka sweater nya, bentar lagi si ibu dateng lho", Rika sahabatku mengingatkan
"Dingin banget ka, brrr.....", Jawabku sambil mendekapkan tanganku
Dosen mata kuliah kalkulus memang terkenal sangat disiplin, biasanya beliau datang maksimal 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai, mahasiswa yang terlambat barang semenit pun tidak diperkenan kan masuk, tidak boleh ada yang menggunakan jaket ataupun sweater di kelas, bagi laki-laki tidak boleh memakai kaos, harus kemeja berkerah, semua harus bersepatu, tidak boleh menggunakan sandal ataupun sepatu sandal.
Tetapi hari itu tidak biasanya beliau terlambat, tepat pukul 07.00 ketua angkatan kami datang, dia juga tidak biasanya terlambat, dia masuk dengan berjalan cepat, tapi entah mengapa dalam pandanganku seolah dia berjalan slow motion, memakai kemeja putih, bersih, rambutnya tersisir rapih, wangi segar menelusup ke rongga hidungku, ada sesuatu yang masuk kedalam jiwaku, batinku berkata,"kenapa hari ini dia begitu berbeda"
"Mir, ngelamunin apa sih? Tuh dipanggil Raka," temanku membuyarkan lamunanku
"Eh, i-ya ada apa Raka?", Jawabku gelagapan
"Bu Laili hari ini tidak hadir, beliau meminta kita menyelesaikan beberapa soal latihan, nah kamu kan sekertaris, tulis soalnya di papan tulis ya Mir", Raka ketua angkatan kami menyuruhku sambil menyodorkan sebuah kertas berisi 5 soal kalkulus
"Oh... Ok", Jawabku sambil mengambil kertas tadi dan bergegas ke depan kelas untuk menulis di white board
Sambil menulis, batinku berkata, "kok hari ini aneh sih, tadi aku lihat ketika Raka berjalan seperti ada yg berbeda, mungkinkah dia adalah jodohku nanti ya, aku mulai berkhayal, tetapi aku langsung membuyarkan lamunan ku, "Mirna..Mirna.. kamu ngomong apaan sih hahaha... Baru kuliah semester 4 lho kamu, udah inget jodoh aja" batinku berkata dan aku juga merasa konyol berpikir seperti itu, aku hanya senyum-senyum sendiri.