Menurut beberapa penelitian ada hubungan antara stress, konsep diri pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Mengapa demikian ?
Diabetes mellius tipe 2 adalah resisten terhadap insulin, suatu kondisi dimana tubuh atau jaringan tubuh tidak berespon terhadap aksi dari insulin. Sehingga individu tersebut harus selalu menjaga pola makan, selalu melakukan perawatan kaki, mencegah terjadinya hipoglikemi atau hiperglikemi dan hal tersebut akan berlangsung secara terus menerus sepanjang hidupnya.
Berbagai perubahan kesehatan tersebut dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun psikologis bagi penderita. Penderita diabetes harus tergantung pada terapi pengelolaan diabetes.
Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan misalnya pasien merasa lemah karena harus membatasi diet. Setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri. Konsep diri (persepsi individu terhadap dirinya) mempengaruhi setiap aspek dalam kehidupan, termasuk hubungan, kemampuan fungsional dan status kesehatan.
Setiap orang memiliki konsep diri yang berbeda yang membuat setiap individu menjadi unik. Setiap orang memiliki pandangan yang positif dan negatif terhadap diri pada aspek fisik, emosional, intelektual, dan dimensi fungsional, yang akan berubah setiap waktu dan tergantung pada situasi.
Menurut Lueckenotte (2000), kejadian DM lebih tinggi pada wanita dibanding pria terutama pada DM tipe 2. Hal ini disebabkan oleh penurunan hormon estrogen akibat menopause.
Estrogen pada dasarnya berfungsi untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah dan meningkatkan penyimpanan lemak, serta progesteron yang berfungsi untuk menormalkan kadar gula darah dan membantu menggunakan lemak sebagai energy.
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat 2012 diketahui bahwa orang yang mengalami stress pada penyakit diabetes mellitus tipe 2 dengan jumlah 79,2% sedangkan orang yang tidak mengalami stress pada penyakit diabetes mellitus 46,2%. didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara stres dengan kejadian DM Tipe 2. Orang yang mengalami stres memiliki risiko 1,67 kali untuk menderita DM Tipe 2 dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami stres (Andi dkk,2007).
Untuk mengelola stres sebaiknya mulai melakukan metode dalam mengurangi stres. Metode yang baik adalah dengan mengelola stres yang datang. Manajement stres ini sebaiknya dilakukan secara terus-menerus, tidak hanya ketika tertekan (Mitra,2008).
Oleh karena itu, ahli nutrisi biologis Shawn Talbott menjelaskan bahwa pada umumnya orang yang mengalami stress panjang juga akan mempunyai kecenderungan berat badan yang berlebih, yang merupakan salah satu faktor risiko diabetes melitus (Siagian,2012).
Berdasarkan gambaran konsep diri, beberapa penelitian menunjukkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep diri pada penderita diabetes meliitus tipe 2. hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang mempunyai konsep diri negatif yaitu 20 orang atau 66,7% untuk mengalami stress. Konsep diri pasien yang negatif disebabkan karena komponen-komponen konsep diri negatif. Komponen konsep diri tersebut yaitu harga diri, citra tubuh, ideal diri, identitas personal dan performa peran.
Menurut Kozier, Erb, Berman dan Snyder (2004), kehilangan bagian tubuh dan fungsi tubuh merupakan faktor-faktor yang menyebabkan gangguan citra tubuh misalnya seperti kehilangan berat badan yang tidak diinginkan. Hal ini mengakibatkan perubahan persepsi tentang tubuh dan mempengaruhi harga diri.