Lihat ke Halaman Asli

ririn ririn

Secercah Harapan

Anakku Bukan Boneka

Diperbarui: 18 Juni 2020   03:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah 17 tahun terjun di dunia pendidikan, ada fakta menarik yang mengusik hati.  Banyak anak yang kesulitan mengikuti pilihannya. Ketika ada pertanyaan; "Jurusan apa yang ingin kamu pilih setelah lulus SMU?" atau ketika ada pertanyaan; "Apa cita-citamu?". Beberapa dari mereka bingung bahkan ada yang menjawab, "mama papa ingin saya kuliah di..." atau "orang tua saya ingin, saya menjadi..." 

Ketika pertanyaan diajukan kepada para orang tua tentang pendidikan anaknya, jawabanpun sudah dapat diduga. Diantaranya adalah; "Saya ingin anak saya kuliah di jurusan . . . karena lulusan dari jurusan itu sangat diminati dan jika anak saya berhasil kerja di ... gajinya banyak, masa depannya akan cerah, dsb. 

Apakah jawaban orang tua tersebut salah? Jika keputusan orang tua tersebut didasarkan pada bakat, minat dan keinginan anak, maka hal itu tidaklah salah.

Yang menjadi masalah adalah jika itu merupakan keinginan orang tua yang tidak sesuai dengan bakat, minat, dan keinginan anak. Anak akan sangat tertekan, tidak bersemangat kuliah, hasil pendidikan tidak maksimal, bahkan tidak sedikit yang akhirnya menyerah dan DO.

Hal yang harus disadari orang tua adalah Allah menciptakan setiap anak lengkap dengan bakatnya. Jika Allah memberikan bakat sejak anak itu lahir, pasti ada maksudNya. Tugas yang harus orang tua sadari adalah menemukan harta karun yang terpendam dalam diri anaknya. Harta karun disini adalah bakat yang diberi Allah kepada anak.

Orang tua seharusnya menfasilitasi bakat anak, mendampingi anak hingga mereka menemukan tujuan Allah untuk hidupnya.

Setelah orang tua menemukan bakat anak berdasarkan pengamatannya sejak anak itu kecil hingga remaja, waktunya bagi orang tua membantu anak memperoleh berbagai informasi tentang pekerjaan yang bisa dilakukan sesuai dengan bakat yang mereka miliki.

Juga informasi tentang jurusan kuliah yang bisa diambil untuk memperoleh bidang pekerjaan yang mereka inginkan tersebut.

"Jika kamu kerja disitu, kamu akan mendapatkan gaji yang banyak, masa depanmu akan cerah, hidupmu akan sukses." hal ini sering menjadi alasan keputusan orang tua bagi anaknya. Perlu dikaji kembali arti sukses dalam hidup.

Apakah kesuksesan itu identik dengan gaji banyak? Ataukah arti kesuksesan itu identik dengan seberapa banyak kita bermanfaat bagi masyarakat? 

Pemahaman bahwa gaji banyak adalah kunci kebahagiaan harus dikaji ulang. Seorang tokoh bersejarah Bunda Teresa menghabiskan sepanjang hidupnya untuk membantu sesama yang miskin namun dia bahagia meski dia tidak memiliki gaji banyak. Kebahagiaan diperolehnya ketika dia bermanfaat bagi orang lain. Dia tahu tujuan hidupnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline