Benteng Speelwijk merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah pada masa penjajahan belanda yang berlokasi di Banten. Tepatnya terletak di Kampung Pamarican, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Benteng ini dibangun oleh salah satu arsitek berkebangsaan Belanda pada masa pemerintahan Sultan Haji. VOC memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan benteng tersebut. Hingga saat ini Benteng Speelwijk merupakansalah satu warisan sejarah nasional yang dapat dikunjungi oleh wisatawan manapun.
Benteng Speelwijk terletak sekitar 500 meter dari lokasi Masjid Agung Banten,serta Keraton Surosowan. Didepan benteng tersebut terdapat sebuah Vihara yang menjadi tempat peribadatan masyarakat sekitar. Pada bagian luar benteng terdapat parit yang berfungsi untuk mempersulit musuh yang hendak masuk ataupun menyerang. Disekitaran Benteng juga terdapat sungai panjang yang airnya merupakan air laut. pada masa penjajahan Belanda dahulu, sungai tersebut digunakan untuk mempermudah alur transportasi dan komunikasi. Sedangkan didalam Benteng Speelwijk juga ditemukan rumah komandan, ruang peribadatan, ruang penyimpanan senjata dan mesiu, kantor administrasi, dan kamar dagang.
Sayangnya, peninggalan di Benteng Speelwijk tidaklah selengkap dahulu, kini banyak bangunan yang sudah rusak dan tak terurus. ruangan-ruangan di dalam benteng tersebut kini telah hancur atau tinggal pondasinya saja. Hanya bagian-bagian dari Benteng Speelwijk seperti tembok dan bastion yang masih dapat dinikmati keindahannya. Padahal Benteng Speelwijk merupakan salah satu warisan yang bisamengingatkan kita pada era sebelum kemerdekaan. Di Benteng ini pula kita bisa merasakan sulitnya bangsa Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan Indonesia.
Saat ini, masih banyak masyarakat Banten yang belum mengetahui adanya Benteng Speelwijk tersebut. Hal inilah yang melatarbelakangi ketertarikan penulis dalam menyusun penulisan kajian empiris. Dengan adanya karya ini semoga dapat menjadi sumber informasi baru yang bisa dibaca oleh masyarakat Indonesia khususnya oleh masyarakat Banten.
Sekarang, mari kita telusuri latar belakang cerita di balik Benteng Speelwijk, mengungkap sejarah yang menyimpan begitu banyak kisah menarik.
SEJARAH BENTENG SPEELWIJK
Berdasarkan hasil wawancara terhadap seorang kuncen Bernama Bapak Samhudi, Benteng Speelwijk merupakan satu-satunya benteng yang terletak di kampung Pamarican. Benteng ini berjarak sekitar 600 meter kearah Barat laut Keraton Surosowan, Situs Banten lama. Benteng Speelwijk didirikan pada tahun 1682 yang dirancang oleh seorang arsitek Belanda Bernama Hendrick Lucaszoon Cardeel, serta dibantu tenaga masyarakat China yang dibayar dengan upah rendah. Benteng ini mulai beroprasi pada tahun 1684, dan mengalami peluasan pada tahun 1731. Asal nama Benteng Speelwijk diambil dari nama seorang gubernur VOC, yaitu Cornelis Jansz Speelman.
Benteng Speelwijk dilengkapi dengan empat bastion, jendela Meriam, ruang jaga, basement untuk Gudang atau tempat logistik, Bangker (13 meter), Gudang penyimpanan senjata, kantor administrasi, serta penjara (5 meter), dan juga tambatan perahu. Benteng Speelwijk ini juga memiliki 2 pintu masuk, yakni di depan, dan samping benteng. Terdapat juga tempat khusus peribadatan. Diatas bangunan terdapat sebuah menara yang dijadikan untuk tempat memantau keadaan sekitar. Tepat didepan pintu masuk benteng Speelwijk terdapat sebuah Vihara, dan tidak jauh dari sana terdapat sebuah rumah tertua milik Bapak Picis.
Benteng ini merupakan salah satu simbol kekayaan yang dimiliki oleh kolonial Belanda yang dibangun pada tahun kepemimpinan seorang Sultan di kerajaan Banten yakni pada masa Sultan Abu Nasr Abdul Kahhar atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sultan Haji. Pada masa itu pula Belanda mengaku bahwa benteng ini akan dijadikan sebagai tempat berlindung dari serangan pengikut Sultan Ageng Tirtayasa. Karena saat itu sedang terjadi konflik antar ayah dengan anak. Sultan Ageng Tirtayasa merupakan seorang ayah dari Sultan Haji yang dikenal anti Belanda, dan tidak mendukung VOC. Berbeda dengan putranya Sultan Haji yang meminta VOC untuk membantunya. Selain Benteng Speelwijk, tempat bersejarah yang dimiliki Banten lainnya terdapat di Pontang, yang dibuat pada masa kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Namun saat ini bangunan tersebut hanya tersisa pondasinya saja.
Selain itu, Benteng Speelwijk memiliki sebuah kantor administrasi yang digunakan sebagai tempat khusus untuk keperluan surat menyurat. Pamarican juga merupakan salah satu pusat perdagangan, dan sumber lada dan rempah terbesar di Indonesia. Karena itulah wilayah ini diminati oleh penjajah kolonian Belanda pada masa itu. Pernah terjadi pula serangan dari penjajah Belanda terhadap perkumpulan masyarakat China disini. Hal ini dilatarbelakangi oleh rasa ketidaksukaan kolonial Belanda kepada masyarakat China.
Awalnya, Benteng ini digunakan oleh VOC untuk kepentingan bisnis, karena disebelah benteng terdapat aliran sungai panjang yang biasa dijadikan sebagai alur transportasi masyarakat sekitar, dan juga bangsa asing. Sungai ini berpusat di Karangatu yang terhubung langsung dengan laut Selat Sunda. Maka tak heran banyak tantara Belanda yang berlalu Lalang diwilayah ini. Namun lambat laun, Benteng Speelwijk ini juga menjadi tempat yang memiliki sejarah kelam karena pernah dijadikan penjara sebagai pusat tempat penyiksaan masyarakat pribumi. Disanalah masyarakat pribumi yang dianggap berkhianat bergantian mendapatkan siksaan.