Alat Permainan Edukatif (APE) merupakan alat permainan yang dirancang khusus untuk tujuan pendidikan. Perbedaannya dengan alat permainan biasa yang dijual bebas dapat dilihan dari desainnya. Desain alat permainan edukatif telah melalui pemikiran yang mendalam terhadap karakteristik anak sesuai dengan usia, kemampuan berpikir, dan kemampuan fisiknya.
Alat permainan edukatif untuk anak usia dini didesain untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak yang mencakup: nilai agama dan moral, kognitif, sosial-emosional, bahasa, fisik-motori, dan seni. Jadi, pembuatan alat permainan edukatif tidaklah sembarangan atau bertujuan menghibur semata.
Selain memperhatikan karakteristik dan kebutuhan anak, pembuatan APE juga harus sesuai dengan kurikulum yang ada. Jadi, APE benar-benar menjadi media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran sambil bermain.
Bahan-bahan untuk membuat APE tidak harus mahal dan sulit didapatkan. Bahkan APE bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang masih layak asalkan tidak berbahaya untuk anak. APE juga harus dibuat semenarik mungkin untuk meningkatkan fokus pada saat pembelajaran.
Mengapa APE harus dibuat sesuai dengan kemampuan dan tahap perkembangan anak ? karena tujuan APE adalah menstimulasi aspek perkembangan anak sesuai dengan tahapannya.
Akan sangat percuma apabila APE tersebut tidak sesuai dengan tahapan perkembangan anak karena belum waktunya. Kemampuan anak usia 2-4 tahun tentu berbeda dengan anak yang berada pada rentang usia 4-6 tahun.
Oleh karena itu APE dari tiap kelompok dirancang berbeda-beda. Sebagai contoh, dikutip dari Astini,dkk (2017), dalam pembuatan Puzzle untuk anak usia 2-4 tahun memiliki bentuk sederhana dengan potongan atau keping puzzle yang sederhana pula dan jumlahnya pun tidak terlalu banyak. Berbeda dengan puzzle untuk anak usia 4-6 tahun jumlah kepingannya lebih banyak lagi.
Sebelum membuat APE, guru harus memiliki bekal pengetahuan tentang pembuatan APE yang baik dan benar. Adapun dua hal yang harus diperhatikan oleh guru dikutip dalam Rolina (2019) adalah sebagai berikut:
1. Guru adalah Faktor Utama