Lihat ke Halaman Asli

Rindiani

Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa PMM Inbound Unimal Bedah Lagu Tarek Pukat

Diperbarui: 13 November 2022   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama narasumber: Pak Zul Afrizal, S. Pdi. 

Mahasiswa PMM inbound Unimal kelompok 1 melaksanakan kegiatan Modul Nusantara yaitu Refleksi 5 dengan tema "Bedah Lagu Tarek Pukat" di meseum Kota Lhokseumawe (Minggu, 12/11/2022). pada kegiatan ini Ibu Safriana selaku dosen Modul Nusantara menghadirkan narasumber yang sangat luar biasa, beliau merupakan penyanyi Lagu Tarek Pukat yang bernama Pak Zul Afrizal, S. Pdi. Atau biasa dikenal dengan nama Joel Pase karena beliau merupakan orang asli kota Lhokseumawe yang terkenal dengan sebuah kerajaan yaitu Samudra Pasai, kemudian dijadikannya sebuah julukan (Pase). 

Menariknya, berawal pada tahun 2005 berkumpul para seniman Aceh yang menjadi korban bencana tsunami, kemudian mereka memberi semangat pada masyarakat yang lain dengan berinisiatif mengembangkan sebuah atraksi budaya yang kini dikenal dengan istilah "Tarek Pukat" atau tarik jala, kemudian dijadikannya sebagai beberapa kesenian yaitu seni tari dan seni musik. Para seniman ini telah melakukan beberapa kegiatan dan berhasil untuk mengenalkan seni tarek pukat sebagai kesenian khas Aceh diberbagai daerah, antara lain: di Institut Kesenian jakarta, Banten, Ambon, Lombok dan bahkan sudah sampai ke negara Thailand.

"Terek pukat merupakan atraksi budaya yang berada di sepanjang pesisir pantai Aceh dilakukan oleh sekelompok nelayan yang melakukan proses menarik jala berisi ikan-ikan dengan ditarik oleh nelayan yang berjumlah ganjil (7-13 orang) dan diketuai oleh seorang pawang yang berada di barisan paling depan". Uajr Pak Zul. Mengenai lagu Tarek Pukat itu sendiri, awalnya sebagai hiburan yang mengandung arti semangat kepada para nelayan yang sedang melakukan proses tarek pukat. 

Pada dasarnya pekerjaan menjadi seorang nelayan hanya mempunyai pendapatan yang minim, namun para nelayan di pesisir pantai Aceh tidak mengeluhkan hal tersebut, bahkan ikan hasil tangkapan dari proses tarek pukat ini dibagikan kepada warga sekitar. Dari sinilah, kami ikut merasa bangga terhadap keberagaman budaya nusantara, khusnya Aceh yang memiliki kebudayaan yang sangat memberikan makna luas bagi orang-orang yang mengenalnya.

Selain itu, pada kegiatan ini Pak Zul Afrizal mengajarkan kami bernyanyi lagu tarek pukat yang mengiringi sebuah tarian yaitu tari tarek pukat. Tarian yang dilakukan oleh penari perempuan yang berjumlah ganjil dengen gerakan merangkai tali sehingga berbentuk menjadi sebuah jala yang digunakan untuk menangkap ikan. Doa kami, semoga para seniman dan masyarakat senantiasa terus melestarikan sebuah kesenian budaya ini dengan baik agar keindahan nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan Tarik Pukat dapat mengajarkan kepada kita semua betapa pentingnya bersyukur dan indahnya bergotong royong serta memberi kenikmatan berkah pada orang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline