Jakarta, Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik utama dunia yang bergerak relatif saling mendesak satu dengan lainnya, yaitu lempengan Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Salah satu akibat pergerakkan lempeng tersebut, terbentuklah perbukitan dan pegunungan lipatan yang disertai patahan-patahan dan jalur gunung api yang menjadikan rangkaian kepulauan Indonesia saat ini.
Sebagian patahan tersebut merupakan patahan aktif yang apabila aktif kembali akan mengalami pergeseran dan pergerakkan yang memicu terjadinya pelepasan energi dari dalam masa batuan yang bergerak yang kita rasakan sebagai gempabumi.
Kondisi inlah yang membuat wilayah Indonesia sangat rentan kejadian gempa bumi. Bahkan, berpotensi tsunami. Setiap tahunnya, ribuan gempabumi tercatat, baik yang dirasakan, maupun yang tidak dirasakan. Beberapa diantaranya, merupakan gempabumi kuat. Bahkan, ada yang berpotensi dan menimbulkan tsunami.
Melihat kondisi inilah, menyadarkan kita bahwa bencana alam mengintai kita. Lantas apakah kita hanya "berpasrah?'Kesiapan terhadap bencana alam yang harus terus dibudayakan melalui sosialisasi dan edukasi publik secara menerus, yang disertai dengan praktek-praktek gladi siaga dan evakuasi gempabumi, juga merupakan kunci pengurangan risiko bencana gempa selain kewajiban untuk memperketat penerapan "Building Code" bangunan tahan gempa di lokasi rentan.
Seluruh upaya mitigasi tersebut tentunya perlu dilakukan bersama oleh berbagai pihak mulai dari Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah, bahkan hingga tingkat Desa, dengan melibatkan pihak Swasta ataupun Filantropi, Akademisi/Pendidik, Peneliti, Masyarakat, dan Media.
Goes To School, Kenalkan Penyelamatan Dini Gempabumi
Edukasi literasi masyarakat terhadap resiko dampak gempabumi, terutama bagi siswa tingkat SD-SMA sangat penting karena pengenalan terhadap mitigasi bencana alam yang disebabkan oleh faktor cuaca, iklim, dan khususnya gempabumi dan tsunami perlu ditanamkan sejak dini sehingga mereka mengetahu apa saja yang perlu dilakukan saat terjadi kejadian gempabumi.
Kegiatan Goes to School ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada siwa/I SD Tingkat Dini terkait dengan Cuaca, Iklim, Gempa, Tsunami, dan bagaimana cara mereka mengevakuasi atau melakukan penyelamatan diri ketika terjadi bencana gempabumi sebagai langkah awal mitigasi atau mengurangi risiko saat bencana terjadi.
Kegiatan Goes To School ini telah dilakukan Tim Humas BMKG, seperti di beberapa sekolah, dari SD-SMA di wilayah Jabodetabek, yaitu Sekolah Dasar Binur Simprug Jakarta, SD Santa Ursula, SD Lazuardi Depok, SD-SMA Cakra Buana Depok, dan beberapa sekolah lainnya.
"Kegiatan penyelamatan diri saat gempabumi sangat penting karena belum adanya pengetahuan secara praktek yang sebenarnya dengan prosedur seperti ini, dan harapan dari kegiatan ini, semoga siswa/I SD tingkat dini dapat paham dan dapat melakukan penyelamatan diri dari gempa bumi secara benar, 'ujar seorang murid salah satu sekolah.
Dari acara goes to school ini, kedepannya, pihak sekolah dan peserta simulasi sangat berharap kegiatan seperti ini bisa diadakan kembali sehingga dapat mengedukasi masyarakat dikalangan usia dini hingga usia dewasa untuk dapat cepat tanggap pada saat terjadi nya bencana alam sehingga dapat meminimalisir resiko dampak bencana alam.